Opini  

Sepasang Hijau Hitam

Kita Adalah Keseimbangan Dari Manifestasi Keimanan Dan Ilmu Pengetahunaan. Hingga Menjadi Sepasangan Hijau Hitam.

Oleh: Ahmad R Idin*

Tangkas kehidupan memang sulit untuk ditebak atas perjalanan setiap insan penciptaanya tak termaksud kita, bertemu dalam trek yang sama yakni di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Entah apa yang membawa kita untuk berhimpun di organisasi kemahasiswaan yang didirikan oleh seorang mahasiswa sederhana seperti Lafran Pane. Padahal kita tahu secara bersama cukup banyak organisasi kemahasiswaan yang bisa kita jadikan sebuah tempat berproses kita, bahkan untuk organisasi mahasiswa Islam.

HMI memang hebat untuk membuat kita berdua jatuh cinta, hingga harus menjadikanya rumah walaupun dengan deretan rintangan seperti melewati secara tabah untuk lima malam-malam panjang disaat kondisi tubuh yang dilanda lapar bahkan ngantuk tak karuan. Tetapi cinta terhadapnya seakan semua itu kita anggap sebagai pengorbanan membahagiakan yang harus kita perjuangkan.

Masa perkenalan calon anggota (MAPERCA) menjadi tempat deretan pertanyaan muncul dalam benak aku dengan segudang penasaran mulai dari siapa namamu? Dari mana asalmu? Bagaimana pribadimu? Entah pertanyaan demikian terlintas bagimu atau tidak aku tak tau sebab tak perna menanyakannya. Tetapi yang aku tau rasa penasaran itu menambah injeksi semangatku untuk bersua di waktu-waktu berikutnya.

Tibalah Basic Training (Latihan Kader I), meminjam kata sahabatku ruang Basic Training menjadi ajang perkenalan perdana kita lalu bertarung di malam-malam panjang sambil menumpahkan seluruh kata yang menjadi narasi saat materi di tumpahkan di ruang Basic Training. Tanpa sadar, ternyata kita saling bertatap-tatapan hingga melahirkan asa untuk dipelihara.

Basic Training memang sangat membekas hingga patut dikenang bahkan sepanjang masa. Karena dari sinilah kita memulai memahami apa pentingnya harus berorganisasi dan apa tujuan dari Basic Training yang hendak kita capai melalui materi Orentasi Training. Kita juga dapat memahami bagaimana islam membangun peradaban, hingga misi islam yang dibawa oleh Rausullah dan HMI sebagai kelanjutan untuk menjalankan misi suci islam tersebut. Dan apa latar belakang HMI didirikan oleh Lafran Pane serta perjuangan yang telah dilakukan oleh HMI melalui materi Sejarah Peradaban Islam dan HMI.

Juga soal bagaimana seharusnya kader HMI memandang aspek sosial masyarakat melalui materi Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI, sebagai sebuah landasan ideologi perjuangan kader HMI. Aturan main HMI yang mengikat untuk kita sebagai kader HMI dijabarkan dalam materi Konstitusi HMI. Bahkan soal apa yang diperjuangkan oleh HMI dan bagaimana perjuangannya, melalui materi mission HMI. Dan tak terkecuali bagaimana misi HMI dapat berjalan dengan baik yang diterangkan melalui materi kepemimpinan, manajamen, dan organisasi (KMO).

Sederet materi tersebut menambah wawasan keilmuan dan keimanan kita sebagai seorang muslim dan muslimah. Hingga dapat melangkah dengan teduh, terencana dan selaras dalam kehidupan kita. Dan pada wisata ilmiah kiranya menjadi kencan kita pertama setelah dari perkenalan kita di Basic Training, karena disinilah kita menambah erat kedekatan untuk lebih jau mengenal dan saling akrap antara satu dengan yang lain. HMI memang telah menjadi perantara diantara kita untuk saling memiliki, dan membangun hubungan kita cukup berbeda dari kebanyakan mereka yang kini berhubungan diluar sana.

Berbeda dari yang lain dikarenakan kita tak membutuhkan sesuatu dari produk kapitalis yang sebenarnya membodohi kita dengan harga mahal dan mudah hancur dalam waktu singkat. Karena kita hanya membutuhkan kopi dan buku untuk merawat kebahagian kita, sebab dari setiap seduhan kopi membuat kita untuk terbuka tanpa harus menciptakan gap yang sebenarnya lebih mengeratkan kita sebagai sesama manusia dan dari buku kita dapat menjernihkan hati kita serta menambah pengetahuan kita hingga dapat menurunkan kepada anak-anak kita untuk menjadi manusia bermoral dan cerdas ditengah-tengah hiruk pikuk masyarakat.

Begitulah kesederhanaan di kehidupan kita, hingga melahirkan kebahagian hakiki ditengah kehidupan yang sebenarnya memaksa kita untuk menjadi manusia sombong, dan angkuh atas apa yang kita miliki. Tak heran jika El menyatakan “Kejahatan dan Kesia-siaan ada, karena sebagian manusia tak sibuk bersama kopi, buku dan cinta”, begitulah kita yang merumuskan jalan cinta kita sendiri ditengah maraknya dikte fasilitas kota yang telah banyak orang pertuhankan.

Tanpamu tak lengkap rasanya kita bicara sebagai kader umat dan kader bangsa. Tanpamu rasanya tak lengkap untuk kita bicara perjuangan. Dan tanpamu rasanya akan mungkin kita capai perubahan. Sebab sejarah kemerdekaan kita, mengajarkan sesuatu yang sangat penting yaitu persatuan. Tanpa persatuan di masa lalu antara laki-laki dan perempuan tak mungkin perjuangan untuk menghasilkan perubahan akan tercapai.

Sebagai contoh perjuangan mendakwahkan Islam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, kita tak akan mungkin berjalan secara masif tanpa ada sosok Khadijah sang istri, yang mengorbankan segalanya dalam perjuangan baginda Rasulullah Muhammad SAW. Selain itu sejarah mencatat di setiap perubahan besar ada peranan perempuan yang hebat.

Itulah kenapa dirimu adalah sebuah kelengkapan perjuanganku. Di mana kau tak boleh dipisahkan dari sesuatu apapun, kau dan aku adalah kedua sisi yang harus saling melengkapi. tanpamu perjuanganku adalah hampa, bersamamu perjuanganku akan membara.

Begitulah kita menjadi seimbang karena saling melengkapi, sebagai mana warna himpunan tercinta kita, menjadi sepasang hijau hitam yang saling membutuhkan, melengkapi untuk memberi keindahan bagi semesta perjuangan. Sebagai mana Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Az-Zariyat ayat 49 “Dan Segalah Sesuatu Kami Ciptakan Berpasang-Pasangan Agar Kamu Mengingat (Kebesaran Allah SWT)”.

Tak heran adanya soal prosa “nikahilah Kohatimu, maka sempurnakanlah HMImu”, sebuah kalimat yang mengkonfirmasi soal keutuhan menjalankan mission HMI. Sebab dari muslimah berkualitas insan Cita-lah didalam tubuh mereka terbentuk sebuah rahim peradaban, dimana nantinya melahirkan generasi-generasi Insan Cita yang siap sedia memperjuangkan masyarakat Cita (Masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT).

*Penulis merupakan Kader HMI Cabang Ternate

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *