YAKUSA.ID – Secara resmi, poster dan trailer dari film “Lafran” yang dibesut oleh Korps Alumni HMI (KAHMI) bersama rumah produksi Reborn Intiatives telah resmi dirilis di Jakarta, Senin (20/11/2023) kemarin.
Menurut Executive Producer Dr. Arief Rosyid Hasan mengungkapkan bahwa film yang mengulas kisah pendiri HMI dan pahlawan nasional ini akan menjadi kado terbaik Dies Natalis HMI Ke-77.
“Alhamdulillah akhirnya selangkah lagi bisa menyaksikan Film Lafran di bioskop kesayangan Anda, jadi kado terbaik Dies Natalis HMI ke-77 tahun. Nantikan yah, bestie,” tulis dalam unggahan Arief Rosyid Hasan di akun Instagramnya, Selasa 20 November 2023.
Sementara Produser Film “Lafran” Deden Ridwan mengungkapkan bahwa film ini diyakini dapat ditonton hingga 1 juta penonton.
“Insya Allah film ini (“Lafran”) bisa ditonton sampai 1 juta orang pada saat tayang di bioskop nantinya pada Februari 2024 mendatang,” katanya dilansir dari Antara, Selasa (21/11/2023).
Dia menyebutkan, film “Lafran” yang mengangkat kisah kehidupan pria kelahiran 5 Februari 1922 di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ini akan semakin meningkatkan semangat keindonesiaan dan juga keislaman para kader HMI dan juga masyarakat umum nantinya.
Menurut dia, sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi arus utama keislaman yang terbuka, toleran, modern dan menghargai perbedaan yang saat ini secara kontekstual menjadi perhatian bersama dalam demokrasi, berbangsa dan bernegara.
“Film ini (“Lafran”) bertujuan untuk melestarikan pengkaderan HMI agar lebih efektif lagi,” ujarnya.
Film “Lafran” yang akan dibintangi oleh Dimas Anggara, Lala Karmela, Aryo Wahab, Alfie Alfandi, Ratna Riantiarno, Farandika, Nabil Lungguna dan juga aktor senior Mathias Muchus ini banyak mengambil kisah muda dari Lafran Pane yang berjuang untuk mengusir para penjajah dari Indonesia di masa kemerdekaan.
Dalam film ini, lanjut Deden, Lafran Pane sempat menjalani berbagai kegiatan seperti menjadi petinju jalanan sebagai bentuk pemberontakan Lafran muda akan adanya ketidakadilan yang ada pada saat itu.
Film itu akan menghadirkan perjalanan Lafran di tiga kota yang dia tuju, yaitu Tapanuli, Jakarta dan juga Yogyakarta. Tim produksi film membutuhkan riset yang panjang untuk menjajaki tapak tilas dari sang pendiri HMI.
Menurut Deden, film “Lafran” berlatar tahun 1940an sehingga akan menampilkan busana dan latar belakang kehidupan pada masa itu juga. (YAKUSA.ID-01)