PAMEKASAN, YAKUSA.ID – Di suasana malam lebaran Idulfitri, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Smart Pamekasan tidak begitu ramai seperti biasanya, namun ada beberapa dokter yang berjaga. Salah satunya dr. Regi (24). Dia setia melayani masyarakat yang ingin mendapatkan perawatan kesehatan di hari nan fitri ini.
Wanita cantik asal Jakarta Selatan (Jaksel) ini harus mengurungkan niatnya untuk pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga serta sanak famili untuk merayakan malam lebaran Idulfitri. Dia justru berjaga di IGD RSUD Smart Pamekasan melayani masyarakat.
Wanita dengan mata sayu ini mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun dia merasa sedih karena tidak bisa pulang ke kampung halaman untuk bersama keluarga besarnya
“Selama beberapa tahun di IGD RSUD Smart Pamekasan ini terasa sedih dan haru, karena tidak bisa pulang ke Jakarta Selatan untuk bisa berkumpul dengan keluarga dan sanak famili saat malam lebaran,” kata dr. Regi.
Kendati demikian, dia menyadari bahwa menjadi seorang yang berprofesi di bidang media harus tegar dan ikhlas. Dia pun bercerita, pihak keluarga sudah memahami dan terbiasa atas tanggung jawab dari profesi yang dilakoninya. Meski terkadang dia pasti ditanya mengapa tidak pulang pada lebaran.
Bagi dia sendiri sebagai tenaga medis di RSUD Smart Pamekasan, tidak ada istilah berhenti melayani pasien karena pertolongan tidak melihat waktu.
Dia juga bercerita, bahwa saat malam takbiran tahun lalu juga pernah melakukan tindakan kepada pasien kritis.
“Pernah suatu waktu, di saat yang lain sedang takbiran, saya sedang melakukan tindakan membantu pasien yang sedang mengalami masa kritis. Tapi saya bersyukur bisa menolong pasien,” kata dr Regi.
Selain dr. Regi, kisah haru juga datang dari Kiki (23). Salah satu perawat IGD ini juga stand by tidak pulang kampung di malam lebaran ini.
Perempuan asal Jawa Tengah ini tetap bekerja malam dan kerap mengantar pasien rujukan dari RSUD Smart Pamekasan ke RSUD dr. Sutomo Surabaya.
“Biasanya seperti lebaran tahun kemarin, saya bisa mudik ke Jawa Tengah. Tetapi tahun ini tidak bisa. Lebaran tahun ini hanya bisa menyapa dan mengucapkan hari raya kepada keluarga dengan via video call,” ucap Kiki.
Kiki mengatakan, meskipun tak pulang kampung, dia tetap khidmat menikmati hari lebaran sebab tidak sedikit teman seprofesinya datang ke rumah sakit membawa berbagai makanan khas lebaran seperti ketupat.
“Ada keluarga pasien yang juga memberi makanan saat lebaran. Saya tahu mereka sedang dalam kondisi sulit karena keluarganya sakit, tapi mereka mau berbagi karena tahu bagaimana rasanya masih bekerja saat lebaran. Suasana itu yang membuat kami tetap semangat. Karena kalau bukan kita, siapa lagi,” pungkasnya. (YAKUSA.ID-11)