Beranda Opini HMI Cabang Bangkalan, Isolasi atau Mati?

HMI Cabang Bangkalan, Isolasi atau Mati?

0

Apa kabar kawan-kawanku semua yang menyebut dirinya Kader HMI Bangkalan? Semoga tetep sehat jiwa dan pikiran. Amin.

Sudah lebih 18 bulan Pengurus HmI Cabang Bangkalan membisu. Seolah sedang tidak terjadi apa-apa. Mungkin kondisi periode kepengurusan ini berbeda dari sebelumnya karena Pandemi Covid-19. Tapi sangat disayangkan. HMI Cabang Bangkalan benar-benar tidak punya suara. Seperti anak kucing, disusui ibunya: terlihat manja dan menggemaskan, walaupun hanya rebahan.

Apakah HMI Cabang Bangkalan baik-baik saja? Semua tahu, bahkan hanya dengan menerka serampangan. “Tidak! Masalah besar sedang terjadi!”

Mari kita korek sedikit saja konflik kepengurusan di periode ini. Pertama, tidak terselesaikannya permasalahan pencemaran nama baik HMI oleh Warek III UTM. Kasusnya berujung sulapan. Tiba-tiba hilang, ditelan cacing tanah.

Kedua, tentang internal Kepengurusan, mulai dari Pemecatan Ketua Umum, Pemilihan PJ Ketua Umum, dan Resufle Kepengurusan. Intrik tidak sehat dan kesan ambisius jabatan membanjiri kepentingan. Bahkan, susunan kepengurusan pun tanpa rekomendasi Komisariat. Lebih ironi lagi, PJ Ketua Umum saat ini pun menjabat di PB HMI. Ini aneh. Di rumah sendiri, di kampung sendiri, tidak selesai bahkan amburadul, malah loncat ke jenjang lainnya. Logikanya, tanggungjawab sendiri tidak terselesaikan, minta tanggungjawab lain.

Kanda, Yunda, dan Adinda sekalian!
Sudah lebih 18 bulan kepengurusan HMI Cabang Bangkalan ini berjalan. Grafik progres terjun bebas. Ini bukan hanya penurunan, tapi tanda bahaya. Saya kira, kader HMI Cabang Bangkalan bukan orang yang BODOH dan BUTA HURUF, meskipun oknum-oknum tak bertanggungjawab dan merasa amnesia lebih suka manayangkan sandiwara kebodohan.

Menyikapi sedikit hal yang saya sebutkan di atas, sudah waktunya kita menghimpun kembali yang berserak, dan mendesak PJ Ketua Umum untuk segera menyelesaikan polemik di atas sesuai mekanisme organisasi. Juga, mengafirmasi landasan yang digunakan dalam mekanisme Resuffle kepengurusan yang terlihat inkonstitusional.

Terakhir, untuk PJ Ketua Umum, tanggungjawab di lingkup HMI Cabang Bangkalan saja tidak terselesaikan, malah nambah jabatan. Rangkap jabatan ini membuat HMI Cabang Bangkalan berujung buntu.

Pesan dari saya untuk Pengurus HmI Cabang Bangkalan,
“STOP!!! Berhenti mencari isi perut di balik nama HmI!”

Penulis adalah Burung Hantu Lembah Sarangan (Kader HMI Cabang Bangkalan)

Tinggalkan Balasan