

Jakarta, Yakusa.Id – Pengurus Besar Himpunan mahasiswa Islam (PB HMI) bereaksi keras, terhadap isu pemberian izin masuk tenaga kerja asing (TKA) asal China di Konawe, Sulawesi Tenggara oleh pemerintah pusat.
“Sangat beralasan untuk menyebut fenomena yang menyakitkan hati rakyat ini sebagai sebuah abuse of power oknum di sekitar istana,” tegas Pj. Ketua umum PB HMI, Arya Kharisma Hardy di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Pemerintah pusat, menurut Arya, secara nyata telah melakukan kesalahan yang sangat fatal bagi keberlangsungan mekanisme pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah meningkatnya ancaman pandemik corona virus disease-2019 (Covid-19).
“Sementara terdapat jutaan warga bangsa yang kini harus kehilangan pekerjaan dan kekurangan pendapatan, apalagi ancaman resesi hingga krisis yang terus membayangi ekonomi nasional, pemerintah justru membuka pintu masuk bagi 500 TKA China. Ini ibarat “Anak kera di hutan disusui, anak di rumah mati kelaparan,” tegas Arya, merasa kecewa.
Lebih lanjut Arya menegaskan bahwa, negara pada saat ini secara serius telah mengalami disorientasi bernegara. Karena esensi dari kehadiran juga tanggung jawab negara adalah adanya keberpihakan dan perlindungan terhadap segenap warga bangsa serta melindungi tumpah darah Indonesia.
“Ini menunjukan komitmen kemanusiaan pemerintah sangat dipertanyakan ketika rakyat sedang terjebak dalam masa-masa sulit. Presiden Jokowi tentunya bertanggungjawab untuk mengevaluasi oknum elit di balik kenyataan yang memalukan ini,” ujarnya.
Lebih jauh Arya mengungkapkan bahwa ketidakkonsistenan pemerintah menerapkan kebijakan PSBB dengan membolehkan TKA China masuk ke wilayah RI merupakan bukti lemahnya diplomasi dan wibawa negara di mata asing.
“Harus diakui bahwa, ketiadaan kemandirian ekonomi dan kehilangan kedaulatan politik dalam bernegara, telah menjadikan kehormatan bangsa ini terasa rendah di mata asing,” pungkas Arya Kharisma Hardy, Pj. Ketua umum PB HMI. (*TI)