
Masrukin masuk dalam 3 besar kandidat sekda berdasarkan hasil seleksi pansel. Ia kemudian terpilih sebagai Sekda berdarkan keputusan Bupati Baddrut Tamam. Puluhan pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan menjadi saksi pengambilan sumpah jabatan bagi mantan sekretaris DPRD Pamekasan tersebut.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengatakan, komitmen untuk mewujudkan pemerintahan luar biasa harus terus terpatri. Jabatan seharusnya sudah dijadikan alat untuk perjuangan. Terutama dalam mengabdi kepada masyarakat.
Dia menambahkan, pemerintah telah menghendaki untuk melakukan inovasi dalam perubahan dan penggabungan instansi. Seluruh pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan dituntut menjunjung nilai-nilai inovatif, kreatif, dan kolaboratif.
“Tak ada hasil yang luar biasa tanpa kinerja yang luar biasa,” terang Baddrut Tamam.
Masrukin adalah sosok pria yang kenyang pengalaman. Ia memulai karirnya dari bawah. Pada 1996, Masrukin menjadi Pj Lurah Barurambat Timur, Kecamatan Pademawu. Kemudian, pada 2001 dia dipercaya menjadi lurah Bugih, Kecamatan Kota.
Berkat kerja keras dan semangatnya yang tinggi, karir alumnus Jurusan Pemerintahan STPDN Bandung itu melejit. Pada 2004, pria dengan dua anak itu diangkat menjadi camat Tlanakan.
Dua tahun kemudian, dia dipindah tugas menjadi camat Pademawu. Dua tahun berikutnya dipercaya mengemban amanah sebagai camat Kota Pamekasan. Tugas sebagai camat dimanfaatkan dengan baik oleh Masrukin.
Silaturahmi dan komunikasi dengan masyarakat sangat erat. Koordinasi dengan kepala desa tentang pembangunan di desa juga berjalan sangat baik. Tak ayal, sosok Masrukin dikenal masyarakat.
Pada 2010, Masrukin diangkat menjadi Kabag Administrasi Pemerintahan Umum (Adpum) Setkab Pamekasan. Perjalanan karirnya semakin cemerlang. Dua tahun kemudian, tepatnya 31 Juli 2012, suami Yenni Koeswardani itu diangkat menjadi kepala satpol PP.
Menjadi ujung tombak penegakan peraturan daerah (perda) dan peraturan bupati (perbup) dijalankan dengan optimal. Pendekatan persuasif sebelum penindakan selalu dikedepankan.
Setahun kemudian, Masrukin dipercaya memegang kendali badan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa (bapemas dan pemdes). Kemudian, sejak 2015 sampai 2022 sebagai sekretaris DPRD Pamekasan.
Masrukin menyampaikan, seperti yang diinginkan Bupati Baddrut Tamam, seluruh OPD merupakan keluarga besar yang memiliki cita-cita bersama. Dengan demikian, kerjanya juga harus mengarah pada capaian cita-cita itu.
Peran Sekkab harus memastikan bahwa seluruh instansi pemerintah tidak bekerja sendiri-sendiri. Koordinasi dan komunikasi lintas sektor harus berjalan dengan baik yang dimotori Sekkab.
Visi misi bupati dan Wabup sangat ideal untuk membawa Pamekasan lebih baik dan lebih hebat. Tantangan bagi Sekkab harus mampu menerjemahkan visi misi itu dengan program kerja yang baik. ”Sekkab harus memiliki kedisiplinan, keuletan, dan mampu membangun kerja sama yang baik,” terangnya.
Alumnus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Bandung itu mengakui ada banyak tantangan dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya. Apalagi, hampir setiap daerah di Indonesia tengah dilanda krisis keuangan.
“Nah , ini harus kita kelola dengan baik. Bagaimanapun, visi dan misi bupati harus tetap berjalan meski di tengah kondisi seperti ini. Tugas Sekkab adalah mengawal dan menjalankan roda pemerintahan untuk menuntaskan visi misi yang ditetapkan,” jelas pria kelahiran Malang, 4 November 1969.
Agenda terdekat Masrukin, menggelar konsolidasi dengan bagian kesekretariatan dan organisasi perangkat daerah (OPD). Konsolidasi itu diharapkan menemukan titik permasalahan untuk dicarikan solusinya. ” Kerja tim dan konsolidasi akan ditingkatkan,” imbuh suami Yenni Koeswardani itu. (YAKUSA.ID-03)