Beranda Opini Rejuvenasi KNPI untuk Pemuda Indonesia yang Bermartabat

Rejuvenasi KNPI untuk Pemuda Indonesia yang Bermartabat

0

Oleh: Hasdar Bachtiar (Ketua HMI Cabang Parepare)

Komite Nasional pemuda Indonesia atau populer dikenal dengan akronim KNPI, merupakan organisasi yang menghimpun pemuda Indonesia yang dituntut untuk mengembangkan sikap-sikap kepemudaan yang kritis dan progresif. Jika dilihat dari fungsinya, sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) memiliki empat fungsi diantaranya: Pertama, KNPI sebagai wadah perjuangan pemuda dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, KNPI juga berfungsi sebagai forum komunikasi dan penyalur aspirasi Organisasi Kemasyarakatan, Kepemudaan dalam meningkatkan derajat, taraf hidup, status dan kesejahteraan sosial. Ketiga, KNPI sebagai perekat kemajemukan pemuda dalam rangka meningkatkan kualitas persatuan dan kesatuan nasional guna mempercepat usaha pencapaian tujuan nasional. Keempat, KNPI sebagai laboratorium kader bangsa yang independent dan berwawasan kebangsaan.

Tentunya, sebagai suatu wadah pemersatu pemuda dan pemudi, KNPI harusnya mampu mengambil peran vitalnya dalam mengakomodir, mencerdaskan, mensolidkan, mengasah rasa solidaritas kaum muda, serta mendamaikan segala pertentangan yang muncul ditengah-tengah masyarakat. Akan tetapi, keberadaan KNPI mulai dari tingkatan pusat hingga daerah secara nyata tidak mampu memberikan tawaran berarti terhadap masyarakat. Malahan perjalanan organisasi kepemudaan ini masih cenderung berputar pada ruang yang tidak produktif, mengalami inkonsistensi sikap, dan bahkan dalam pengambilan kebijakan kepemimpinan, KNPI dari fase ke fase terlihat tidak pro terhadap kepentingan orang banyak.

Parahnya lagi, kepemimpinan ditubuh KNPI selalu didominasi oleh individu-individu yang memiliki koneksi, mereka yang tidak lain merupakan anak atau keluarga pejabat dan memiliki backingan financial yang memadai, yang pada akhirnya mekanisme demokratisasi seakan menjadi asesoris semata yang tidak difungsikan sama sekali. Bagaimanapun, ritual politik di Negara ini masih saja terselimuti dengan prinsif berpikir elitis (mengandalkan kekuatan gerbong), sehingga gerbong yang paling kuatlah yang akan keluar sebagai kampiun dalam suksesi kepemimpinan ditubuh KNPI.

KNPI sebagai wadah pemuda tentu bukan milik gerbong atau golongan tertentu dan hal itulah yang menjadi salah satu sebab lemahnya independensi di tubuh KNPI. Pada saat momen pemilihan ketua umum mulai dari tingkat pusat, wilayah sampai di daerah selalu dipertontonkan dengan dinamika adu kekuatan antar gerbong, golongan bahkan tarikannya sampai di partai politik. Ditambah lagi banyak para senior tua yang ikut andil dalam dinamika pemilihan ketua umum sehingga menganggu proses tumbuh dan berkembangnya pemuda sebagai generasi penerus KNPI.

Saya melihat fenomena mengganjal dalam setiap perhelatan pemilihan ketua umum KNPI, yaitu masih banyaknya senior tua yang turut andil bermain bahkan sampai menjadi komunikator kandidat. Tentu hal ini adalah sesuatu yang keliru jika hal ini terus dibiarkan maka KNPI sebagai wadah persatuan antar organisasi kepemudaan tidak akan mampu menjalankan peran dan fungsinya untuk kemajuan umat dan bangsa. Seharusnya para senior yang merasa memiliki gerbong atau golongan kuat memberikan kebebasan para pemuda yang tergabung dalam KNPI untuk berakselerasi bukan sebaliknya yakni melakukan tindakan intimidasi.

Manuver politik yang dilakukan oleh golongan atau gerbong tertentu didalam tubuh KNPI berimbas pada melemahnya kekuatan dan rasa persaudaraan organisasi kepemudaan yang tergabung didalamnya, yang ada hanya interaksi saling mempertahankan ego yang bersifat sepihak dan terjebak pada pertentangan kepentingan pribadi. Imbas dari gerakan politis tersebut tentunya adalah melemahnya internal organisasi hingga berujung pada perpecahan gerbong yang kian menyisahkan ruang-ruang kosong pada tubuh KNPI. Hal tersebut tentu saja tidak sehat bagi keberlangsungan perjuangan pemuda yang kian mengalami dikotomi berkelanjutan.

Olehnya itu, saya mengajak kepada semua stake holder yang memiliki kepentingan dalam kontestasi ini agar lebih mengedepankan sikap politik yang lebih etis, objektif, rasional dalam bingkai demokrasi yang kita junjung tinggi secara bersama-sama. Sehingga dalam perhelatan tersebut, tujuan suci pemuda Indonesia dapat dicapai sebagai yang diharapkan bersama.

*) Tulisan ini sepenuhnya tanggungjawab penulis, tidak termasuk bagian dari tanggungjawab redaksi Yakusa.Id

Tinggalkan Balasan