
Yakusa.id – Pengurus Besar Himpunan mahasiswa Islam (PB HMI) secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya terhadap ketidakefektifan kepemimpinan presiden Joko Widodo pada periode keduanya dan dengan tegas mendesak Dewan perwakilan Rakyat untuk mengevaluasi Jokowi sebagai Presiden RI.
“Penting untuk kita sadari, bahwa sebagai sebuah bangsa yang besar dan menjunjung tinggi nilai juga prinsip-prinsip demokrasi, Indonesia sedang mengalami krisis multidimensional yang kesemuanya itu berpangkal pada krisis kepemimpinan seorang presiden”, ungkap wakil bendahara umum PB HMI Sadam Syarif di Jakarta pada Minggu (22/03/2020).
Ketidakmampuan presiden dalam mengelola situasi nasional dalam segala hal, menurut Sadam, secara nyata telah menimbulkan ketidakefektifan kebijakan dan ketidakpastian pengelolaan negara yang berujung pada terjadinya krisis politik, sosial dan ekonomi.
“Melemahnya kapasitas fiskal, kontraversial RUU omnibus law dan meluaskan endemik covid 19 di hampir seluruh wilayah menjadi indikator lemahnya kapabilitas presiden dalam memimpin negara dan pemerintahan ini”, tegas Sadam.
Menurutnya, DPR/MPR dengan segala legitimasi pengawasannya harus memperhatikan desakan mundur kepada presiden yang berasal dari akar rumput juga para pakar ekonomi politik yang secara objektif memberikan gambaran dan proyeksi masa depan bangsa ini di tangan Jokowi.
“Sudah saatnya rakyat dan DPR mengevaluasi kinerja presiden yang serba tidak efektif dan efisien ini. Bangsa ini terlalu besar dan kompleks untuk diserahkan kepada seorang kepala pemerintahan yang tidak capable”, desaknya.
Lebih lanjut, Sadam meminta agar Presiden Jokowi untuk secara legowo mundur secara teratur dari kursi kepresidenan, sebelum terjadi desakan mundur yang lebih besar dan masif dari setiap pelosok negeri.
“Belajarlah dari sejarah, kualitas kepemimpinan bangsa ini selalu diuji dengan situasi kebangsaan yang hampir sama di setiap masanya, dengan ending yang membahayakan”, tutup Sadam. (*)