Beranda Opini Taufan Tuarita dan Digitalisasi HMI

Taufan Tuarita dan Digitalisasi HMI

0

Oleh: Faizal Ikbal (Fungsionaris Badan Kordinasi Nasional Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Bakornas LAPMI) PB HMI)

Sejak ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Taufan Iksan Tuarita telah menunjukkan perhatian yang lebih terhadap era digitalisasi. Buktinya, dia mengkosolidasi beberapa kader HMI dengan berbagai latar kemampuan untuk pertama-tama membangun kanal yang dinamakan ‘Gagasan Taufan’ melalui platform website www.gagasantaufan.com.

Di dalamnya dimungkinkan untuk menjaring kader-kader HMI seantero nusantara agar dapat berdiskusi dan menulis tentang berbagai varian isu yang mengitari Himpunan Mahasiswa Islam. Tak jarang, dia memberi reward (berupa buku) kepada kader-kader yang menulis di kanal tersebut.

Tidak berhenti sampai di situ. Saat ini, ia meluncurkan prototipe aplikasi android “Klik Mengabdi’’ yang berisi menu-menu yang berhubungan dengan kebutuhan kader-kader HMI. Di antaranya, kebutuhan cultivate intellectual kader, dengan beberapa menu statis yang urgen bagi pemenuhan aspek tersebut, seperti ebook, artikel dan tulisan-tulisan dengan isu terkini yang bisa diakses secara cuma-cuma untuk kemudian didiskusikan secara real time.

Seperti yang saya tengok, untuk kepentingan mengakses informasi setidaknya ada satu kanal yang telah dicontohkan untuk dirintis, bukan hanya sekedar visi dan misi saja tetapi prototipe yang ditawarkan secara kongkrit.

Perhatian ini setidaknya bisa menjawab nada-nada sinis dari kader HMI yang ‘menyerang’ dengan pernyataan jika ketersediaan buku di rak-rak lemari sekretariat PB HMI kosong. Kata teman saya yang salah satu pengurus HMI cabang Jakarta Raya ‘’kantornya pengurus gede kok miskin buku!?’’

Atensi dia (sekjend PB HMI) terhadap gerak laju perkembangan dunia yang mengarah kepada era digitalisasi membuatnya berpikir keras menyiapkan road map sebagai langkah futuristik di Himpunan Mahasiswa Islam.

Pembentukan platform terpadu yang berbentuk aplikasi yang efektif, efisien dan terpadu adalah jawaban awal yang bisa dia tawarkan agar HMI dapat menempuh masa depan yang tidak tertinggal dengan organ-organ gerakan yang lain.

Sebagai titik berangkat, dalam setiap diskusi dengan tim kreatif yang selama ini menjadi ‘teman cerita’, ia menaruh perhatian lebih pada perkembangan aplikasi JAKI (Jakarta Kini), sebuah konsep super-apps dalam program Smart City DKI Jakarta yang sedang dikembangkan secara serius oleh Gubernur Anis Baswedan.

Aplikasi Klik Mengabdi di APP Store yang mengadaptasi aplikasi JAKI milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Sumber foto :facebook Klik Mengabdi)

Aplikasi Klik Mengabdi di APP Store yang mengadaptasi aplikasi JAKI milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Sumber foto :facebook Klik Mengabdi)

Menurutnya, konsep ini bisa menjadi cermin digitalisasi yang harus diadaptasi ke lingkungan HMI untuk mempermudah dan mempercepat kerja organisasi di masa yang akan datang.

Ambisinya dengan aplikasi ‘’Klik Mengabdi’’ adalah agar kader HMI se-Indonesia berada dalam satu frekuensi ruang hanya dalam satu kali klik. Dalam pengembangannya, ini juga mempermudah setiap kader untuk dapat mengakses semacam database anggota, komisariat, cabang, dan BADKO, sekaligus mempermudah komunikasi internal organisasi yang bersifat serta menyerap aspirasi dari cabang dan BADKO. Selain itu, platform ini juga memuat instruksi terkontrol dan berkelanjutan dari PB HMI.

Reinforcement (penguatan kembali) organisasi HMI di era disrupsi sudah harus mengikuti karakter 3S (Speed, Surprise, Sudden shift). Pertama, kondisi sosial hari-hari ini bergerak begitu cepat (Speed). Konsekuensinya, organisasi yang didirikan Lafran Pane ini harus mempertegas domain gerakan yang responsif pada kondisi umat dan bangsa dengan high speed namun terukur, prospektif dan potensial.

Kedua, 74 tahun melintasi zaman, HMI sudah harus memberi surprise kepada bangsa sebagai organisasi mahasiswa muslim pertama yang mempelopori konsep Smart Organization.

Kejutan ini, tentu akan menjadi wadah akomodatif bagi kader-kader HMI agar bisa membangun usaha rintisan dengan membidik pasar dan bergeliat dalam era ekonomi digital, ini pula akan berkontribusi dalam membebaskan keadaan ekonomi bangsa di masa pandemi yang kelihatannya sangat sulit untuk di pulihkan dengan cara-cara konvensional.

Ketiga, satu-satunya langkah untuk menyatukan dan menghimpun berbagai kreatifitas dan kemampuan kader HMI dari 220 cabang di indonesia tentu adalah dengan pengembangan konsep smart organization. Karena konsep inilah yang paling bisa dianggap merepresentasikan dorongan terhadap trend entrepreneurship yang saat ini menjadi tujuan para kader.

Dengan ini, maka perilaku sudden shift (tiba-tiba berpindah) ke organisasi lain yang lebih menawarkan masa depan dan fit dengan zaman tidak akan terjadi. Tentu saja, kekhawatiran ini cukup beralasan, sebab era sudah berubah, apatisme dan praksisme telah menjadi sesuatu yang sulit dihindarkan, karena itu dibutuhkan pendekatan yang lain.

Ikhtiar digitalisasi organisasi adalah kali pertama di pikirkan Sekjend PB HMI ketika memutuskan untuk bertarung sekali lagi dalam arena gagasan kongres XXXI di Surabaya. Dengan mengamati dan memahami semarak perkembangan global yang telah sampai pada era Society 5.0 dan penerapan Smart Governance yang sedang diusung oleh pemerintah, maka digitalisasi organisasi adalah kebutuhan substansial yang mesti diimplementasikan.

Ide ini harus diakui belum pernah ada sebelumnya untuk Himpunan Mahasiswa Islam, sehingga perilaku kepeloporan perlu ditekankan, di mana pembangunan infrastruktur digital dasar akan menjadi tantangan yang sangat sulit dilaksanakan. Disinilah, Taufan Iksan Tuarita telah berhasil membaca kebutuhan zaman dan setidaknya menjawab preferensi millenial yang adalah juga kader-kader masa depan di himpunan ini.

Pada akhirnya, rejuvenasi ide digitalisasi organisasi yang di pikirkan Sekjend PB HMI kuncinya ada dikolaborasi. Tidak ada konsep yang muncul secara spontan melainkan harus dibangun oleh kolaborasi. Apalagi, karakter dan tipikal Sekjend PB HMI yang selalu mendengar dan mengakomodir semua ide dan gagasan, nampaknya tidak sulit baginya untuk menjaring kolaborasi dari semua kader HMI.

Selamat memperjuangkan gagasan, Kakanda Sekjend. Semoga semua kader berada di barisanmu. Yakin Usaha Sampai.

Tinggalkan Balasan