Penyedia Barang Asal Sidoarjo Ngaku Kecewa, Komisi I DPRD Sumenep Batalkan Pengadaan Tablet Senilai Rp500 Juta

Ketua Komisi I DPRD Sumenep, Hairul (Hanafi/Yakusa.id)
Ketua Komisi I DPRD Sumenep, Hairul (Hanafi/Yakusa.id)

YAKUSA.ID – Rencana pengadaan tablet Samsung Galaxy Tab S7 FE 5G senilai Rp500 juta bagi anggota DPRD Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur, menuai polemik.

Anggota Komisi I DPRD Sumenep, Hairul Anam, menilai program tersebut tidak memiliki urgensi tinggi karena tidak berdampak langsung terhadap peningkatan kinerja dewan.

“Kami sepakat bahwa mulai dari awal tablet itu memang tidak setuju,” katanya kepada wartawan, Jum’ at, 10 Oktober 2025.

Hairul menegaskan bahwa Sekwan DPRD Sumenep membantah keras adanya fasilitas atau bentuk “entertainment” dari pihak penyedia.

“Saat kami klarifikasi bahwa perlu diketahui Sekwan mengatakan tidak ada hal semacam itu,” tutur Hairul, menegaskan.

Demi menghindari polemik berkepanjangan dan menjaga nama baik lembaga, lanjut Hairul, Komisi I DPRD Sumenep akhirnya merekomendasikan agar pengadaan tablet tersebut dibatalkan.

“Kami sudah sepakat merekomendasikan pembatalan. Jika Sekwan tetap melanjutkan, berarti tidak menjalankan hasil pleno Komisi I,” jelasnya.

Sebagai informasi, pengadaan tablet ini masuk dalam rencana anggaran tahun 2025.

Namun, kata Hairul, pengadaan tablet tidak diperlukan.

“Kan setiap anggota dewan memiliki handphone masing-masing yang masih bisa dimanfaatkan,” lanjutnya.

Sebelumnya, salah satu penyedia barang asal Sidoarjo mengaku kecewa dengan ketidakjelasan proyek tersebut.

Awalnya, komunikasi dengan pihak sekretariat DPRD berjalan baik, bahkan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Sumenep, Yanuar Yudha Bachtiar, disebut sempat memberikan sinyal positif terhadap rencana pengadaan itu.

Namun, seiring waktu, kepastian proyek tak kunjung datang.

“Awalnya saya optimistis karena pembicaraan dengan pihak sekretariat lancar. Tapi ternyata tidak ada kejelasan sama sekali,” ungkap sumber tersebut yang enggan disebutkan namanya, disadur dari RadarMadura.id.

Lebih jauh, ia juga mengaku telah mengeluarkan biaya cukup besar demi menjaga hubungan baik dengan pihak sekretariat, termasuk memfasilitasi kebutuhan ketika rombongan DPRD berkunjung ke Surabaya.

“Sudah ratusan juta yang keluar, tapi proyeknya tetap tidak berjalan,” keluhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *