YAKUSA.ID – Sebagai wujud nyata dari pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Madura yang ditempatkan di Desa Bandungan, Kecamatan Pakong, memperkenalkan sebuah inovasi berupa alat penabur pupuk tipe granul.
Kegiatan tersebut berlangsung pada Senin, 28 Juli 2025, di Balai Desa Bandungan dalam bentuk sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD).
Program ini merupakan salah satu bentuk komitmen mahasiswa KKN dalam mendukung aktivitas pertanian warga, sekaligus bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Acara ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti Dinas Pertanian Kecamatan Pakong, Program Keluarga Harapan (PKH), aparatur desa, hingga masyarakat yang hadir sekitar 30 orang.
Koordinator Desa KKN UIN Madura Desa Bandungan Muhammad Zainur Rahman Aggandi menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pengenalan alat, tetapi juga bentuk kontribusi langsung kepada masyarakat.
“Kami mengadakan kegiatan ini untuk mengenalkan alat penabur pupuk tipe granul kepada masyarakat Desa Bandungan dengan harapan dapat memberikan implikasi positif kepada masyarakat desa khususnya yang berprofesi sebagai petani meskipun hanya sedikit,” katanya.
“Ini dilakukan karena kami sadar bahwa sebagai mahasiswa, kami juga perlu mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat. Dan pengenalan alat ini merupakan bentuk pengabdian kami kepada masyarakat sehingga para petani dapat lebih mudah dan efisien ketika melakukan proses penaburan pupuk,” imbuhnya.
Dosen Pendamping Lapangan Fahrurrozi juga menegaskan pentingnya posisi petani dalam struktur kesejahteraan bangsa.
Menurutnya, oara petani merupakan tolak ukur kesejahteraan negara. Negara dapat dikatakan sejahtera apabila petaninya sejahtera, dan begitupun sebaliknya.
“Oleh karena itu, untuk mencapai negara yang sejahtera, maka sejahterakan dulu para petaninya,” ujarnya.
Inovasi alat penabur pupuk ini sendiri lahir dari keprihatinan terhadap kebiasaan petani yang masih menabur pupuk secara manual menggunakan tangan. Hal ini dinilai kurang efisien karena membutuhkan banyak waktu dan tenaga.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN berharap alat tersebut tidak hanya dikenali, tetapi juga bisa dibuat secara mandiri oleh masyarakat karena proses pembuatannya sederhana dan berbiaya minim.
Kegiatan kolaboratif ini juga mendapatkan sambutan positif dari pihak PKH.
Koordinator Kecamatan PKH Kecamatan Pakong Maghfiroh mengungkapkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program peningkatan kapasitas keluarga.
Maghfiroh mengatakan, menyambut baik kegiatan kolaborasi FGD bersama KPM PKH tersebut. Selain menjadi ladang pengabdian bagi mahasiswa KKN, tetapi juga menjadi tambahan penyegaran materi P2K2 (pertemuan peningkatan kemampuan keluarga) yang setiap bulan dilaksanakan oleh pendamping PKH.
“Materi ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH agar mereka mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga secara mandiri, serta mengurangi ketergantungan pada bantuan sosial,” ujarnya.
Respons positif juga datang dari aparatur desa. Sayyadi, salah satu aparat desa yang hadir, menilai antusiasme warga terhadap pengenalan alat ini sebagai pertanda baik.
Ia bahkan berinisiatif untuk membuat alat tersebut dalam jumlah banyak guna dipinjamkan kepada masyarakat.
Menurutnya, alat tersebut sangat bagus sekali untuk dikenalkan kepada masyarakat dan dapat mempermudah petani terutama yang sudah lansia ketika menabur pupuk.
“Saya akan membuat alat ini dengan mengikuti langkah-langkah pembuatan yang sudah dijelaskan adik-adik KKN. Alat itu kemudian nanti akan saya pinjamkan kepada masyarakat desa secara berkala,” ucapnya. (YAKUSA.ID/*)












