Daerah  

Komitmen Wujudkan Three Zero HIV/AIDS, Dinkes Pamekasan Tekankan Pengobatan Rutin

YAKUSA.ID – Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menegaskan komitmennya mendukung target nasional Three Zero HIV/AIDS 2030.

Pelaksana Tugas (Plt) Kabid P2P Dinkes Pamekasan, Avira Sulistyowati, mengatakan bahwa pihaknya terus memperkuat program pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di daerah.

Menurut Avira, sejak 2008 hingga 2025 terdapat 275 penderita HIV/AIDS yang menjalani perawatan di Pamekasan. Dinkes fokus memastikan seluruh penderita mendapatkan terapi ARV secara berkelanjutan.

“Mereka harus meminum obat secara teratur dan jangan takut untuk datang memeriksakan diri,” ujarnya.

Disiplin dalam pengobatan dinilai menjadi kunci untuk menekan perkembangan virus dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Upaya pencegahan juga terus dilakukan melalui skrining calon pengantin dan ibu hamil. Langkah ini bertujuan menekan potensi penularan baru, termasuk penularan dari ibu ke bayi saat kehamilan atau persalinan.

Avira menyebut sebagian besar kasus HIV/AIDS di Pamekasan berada pada kelompok usia produktif 25–49 tahun, meski terdapat juga kasus pada anak-anak akibat penularan dari ibu yang terinfeksi.

Untuk layanan pengobatan, Dinkes Pamekasan menyiapkan empat fasilitas rujukan yang dapat diakses masyarakat, yakni Puskesmas Kowel, Puskesmas Larangan, RSUD Smart Pamekasan, dan RSU Dr. H. Mohammad Noer.

Keempat fasilitas tersebut menjadi pusat layanan terapi ARV, konseling, serta pemantauan kesehatan rutin bagi orang dengan HIV/AIDS.

Avira juga mengajak masyarakat untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi. Ia menegaskan bahwa dukungan lingkungan sangat penting bagi pemulihan dan keberlangsungan pengobatan.

“Kita harus mendukung mereka agar terus melakukan pengobatan dan mampu menjaga diri serta pasangan. Jangan memberikan stigma kepada ODHA,” katanya.

Ia menambahkan bahwa masyarakat perlu memahami pola penularan HIV, yang dapat terjadi melalui hubungan seksual berisiko, penggunaan jarum suntik tidak steril, dan penularan dari ibu ke anak. Karena itu, ia mendorong masyarakat untuk berani melakukan tes HIV sebagai langkah pencegahan dan deteksi dini.

“Jika merasa berisiko atau memiliki pasangan yang terinfeksi, segera lakukan pemeriksaan dan mulai pengobatan,” pesannya.

Melalui penguatan skrining, pendampingan pengobatan, serta edukasi yang berkelanjutan, Dinkes Pamekasan berharap mampu mewujudkan target Three Zero HIV/AIDS pada 2030 dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat serta bebas dari stigma.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *