Membaca Pola Komunikasi Publik Pemerintahan Prabowo

Oleh: Zaenal Abidin Riam (Direktur Eksekutif PUSKAPI/Pengamat Kebijakan Publik)

Komunikasi publik memainkan peran penting dalam keberlangsungan pemerintahan. Keberhasilan pemerintahan salah satunya ditunjang oleh komunikasi publik yang efektif, komunikasi publik berperan penting menjadikan program andalan pemerintahan terpahami dengan baik oleh masyarakat, selain itu komunikasi publik yang benar juga memungkinkan pemerintah merespon aspirasi masyarakat dengan tepat.

Kekeliruan dalam penerapan komunikasi publik mendatangkan konsekuensi serius bagi pemerintah, program dengan maksud yang baik bisa saja dinilai negatif oleh masyarakat, pada saat yang sama pemerintah sangat mungkin melakukan blunder dalam merespon kritik masyarakat, akibatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah mengalami penurunan.

Dalam kasus pemerintahan Prabowo Subianto, tim komunikasi publik nampaknya belum mampu menjalankan fungsinya secara maksimal.

Hal tersebut tercermin dari pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan dalam merespon teror kepala babi terhadap Tempo, pihaknya dinilai menormalkan teror dengan menyebut kepala babi tersebut sebaiknya dimasak saja, sangat disayangkan respon seperti ini justru berasal dari figur yang bertanggung jawab menjembatani kesenjangan komunikasi antara Presiden dan rakyatnya.

Respon ini juga sekaligus menjadi penanda bahwa Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan tidak mampu menerjemahkan pikiran Presiden.

Sementara itu, secara personal model komunikasi publik yang diperlihatkan Prabowo terkadang tidak konsisten dalam merespon sebuah isu. Hal tersebut terlihat jelas saat Prabowo merespon demo besar-besaran yang dilakukan mahasiswa dan masyarakat sipil untuk menolak revisi UU TNI.

Awalnya pernyataan Prabowo terdengar menyejukkan, ia menilai unjuk rasa merupakan hak setiap warga negara, di bagian ini Prabowo nampak sangat terbuka menerima kritik, namun pada pernyataan selanjutnya Prabowo justru menyindir demonstrasi tersebut melibatkan massa bayaran, ini sama halnya mencurigai rakyat sendiri yang sedang berjuang mengingatkan pemerintah untuk tetap berada di jalan yang benar.

Di bagian ini terlihat inkonsistensi Prabowo, berusaha menampilkan diri sebagai figur yang terbuka terhadap kritik namun pada saat yang sama menaruh curiga terhadap rakyat yang terlibat dalam penyampaian kritik tersebut.

Masih tersisa waktu yang sangat panjang bagi Presiden Prabowo Subianto untuk terus membenahi komunikasi publik pemerintahannya, Prabowo tentu menyadari dengan sangat baik pentingnya membangun komunikasi publik yang efektif kepada masyarakat.

Penting bagi Prabowo untuk memastikan bahwa bawahannya yang menjalankan fungsi komunikasi publik adalah figur yang memahami dengan sangat baik isi kepala Prabowo, sehingga tidak mengeluarkan pernyataan blunder ke publik, di samping itu Prabowo selaku pimpinan tertinggi juga perlu menampilkan pola komunikasi publik yang elegan agar menjadi contoh bagi bawahannya.

*) Artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *