Daerah  

Imbas Tragedi Berdarah di Sampang, Pj Bupati dan Kapolres Diminta Mundur

JAKARTA, YAKUSA.ID – Ketua Umum Forum Mahasiswa Madura (FORMAD) Jabodetabek, Ferdiansyah turut bersuara soal tragedi berdarah di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Senin, (18/11/2024).

Kata Ferdi, tragedi berdarah yang dikaitkan dengan Pilkada itu mestinya tak terjadi. Sebab sejak awal, mewujudkan Pilkada Damai telah menjadi komitmen bersama bagi daerah yang melaksanakan pesta demokrasi.

Ferdi turut prihatin soal kericuhan yang terjadi di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang. Peristiwa ini menambah daftar panjang kekhawatiran mengenai kualitas demokrasi yang sedang berlangsung di Kabupaten Sampang dan Madura pada umumnya.

“Ini soal pentingnya pencegahan, dan daerah mana yang paling dianggap rawan konflik,” kata Ferdi.

Ia mengecam keras tindakan aparat kepolisian yang ia anggap tidak dapat menjaga keamanan. Ferdi bahkan mendesak Polres Sampang untuk segera mengusut tuntas tragedi ini agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan.

“Ini menjadi tugas kita bersama, khususnya petugas keamanan,” tukasnya

Di sisi lain, Moeltazam, Ketua Bidang Hukum dan Otonomi Daerah FORMAD, menyampaikan penyesalannya terhadap adanya dugaan keberpihakan pihak kepolisian yang dianggap lebih berpihak pada salah satu pasangan calon.

Moeltazam dengan tegas menyatakan bahwa Kapolres Sampang seharusnya mundur dari jabatannya, karena gagal menciptakan rasa aman bagi masyarakat.

Pj Bupati Sampang pun tak luput dari sorotan tajam Moeltazam. Ia mengingatkan agar Pj Bupati tidak hanya berdiam diri dan mencuci tangan atas situasi yang terjadi.

“Lebih baik Kapolres mundur, kalau tidak bisa memberikan rasa aman. Pj Bupati jangan cuci tangan, jangan sampai tercatat sebagai Pj Bupati terburuk dalam sejarah Sampang,” tegasnya.

Moeltazam juga mengingatkan kepada penyelenggara pemilu, KPU, dan Bawaslu untuk lebih tegas dalam menjaga integritas dan netralitas. Menurutnya, mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan proses Pilkada Sampang 2024 berjalan tanpa hambatan, tanpa intimidasi, dan tanpa kekerasan. Jangan biarkan situasi pilkada berujung pada kekacauan yang lebih besar.

Sebagai penutup, Moeltazam menyerukan kepada masyarakat Sampang untuk tetap menjaga kondusifitas menjelang pencoblosan pada 27 November mendatang.

“Mari ciptakan Sampang yang berperikemanusiaan,” katanya, mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kedamaian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *