JAKARTA, YAKUSA.ID – Gagas Nusantara menyampaikan pandangannya terkait program prioritas Kementerian Agama yang menjadi trending topic di media sosial.
Direktur Gagas Nusantara, Romadhon, menyoroti tingginya harapan publik terhadap Kementerian Agama, terutama karena dipimpin oleh seorang ulama besar yang juga imam masjid.
Harapan ini, menurutnya, tidak hanya berdasar pada program-program yang telah diumumkan, tetapi juga pada integritas dan keteladanan sosok Menteri Agama.
“Publik menaruh harapan besar kepada Menteri Agama, tidak hanya sebagai pejabat negara, tetapi juga sebagai tokoh agama yang dihormati. Program prioritas yang dicanangkan harus menjadi bukti bahwa kehadiran beliau membawa perubahan nyata dalam pelayanan keagamaan, pendidikan agama, dan moderasi beragama,” ujar Romadhon, Senin (30/12/2024).
Optimisme yang Dibangun
Romadhon memuji langkah Kementerian Agama yang fokus pada digitalisasi layanan keagamaan, peningkatan kualitas pendidikan agama, dan penguatan moderasi beragama.
Program-program ini, menurutnya, sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Namun, ia juga mengingatkan bahwa implementasi program harus sesuai dengan ekspektasi publik.
“Kita mendukung program prioritas ini karena menyentuh kebutuhan fundamental masyarakat. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada transparansi, konsistensi, dan eksekusi yang tepat. Harapan besar ini tidak boleh berujung pada kekecewaan,” tambahnya.
Tanggung Jawab Moral Menteri Agama
Menurut Romadhon, kehadiran seorang ulama besar di kursi Menteri Agama membawa tanggung jawab moral yang lebih besar.
Sosok Menag sebagai imam masjid yang dihormati tidak hanya menjadi simbol harapan, tetapi juga pengingat bahwa kebijakan dan program harus dilandasi pada keadilan, kejujuran, dan keberpihakan kepada masyarakat.
“Sebagai ulama besar, Menteri Agama membawa amanah yang berat. Ini bukan hanya soal membuat program, tetapi memastikan bahwa setiap langkah Kemenag benar-benar membawa manfaat langsung bagi umat. Harapan besar ini harus dijawab dengan kerja nyata,” tegas Romadhon.
Sorotan pada Transparansi dan Implementasi
Romadhon juga menekankan pentingnya transparansi dan evaluasi dalam pelaksanaan program. Ia meminta agar Kemenag membuka ruang partisipasi publik untuk mengawasi dan memberikan masukan.
“Kemenag harus memahami bahwa program seperti digitalisasi layanan atau moderasi beragama bukan sekadar proyek, melainkan kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan yang transparan dan evaluasi yang terbuka adalah kunci agar kepercayaan publik tetap terjaga,” katanya.
Romadhon menyerukan dukungan masyarakat terhadap program-program Kementerian Agama, sambil tetap mengawasi pelaksanaannya.
“Kami di Gagas Nusantara mendukung sepenuhnya program prioritas Kemenag. Namun, kami juga akan terus mengawal agar program ini tidak hanya menjadi janji di atas kertas, melainkan kenyataan yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (YAKUSA.ID-02/MH)