“Ngalap” Berkah di Majelis Songhai Barokah

YAKUSA.ID – Kalau hati sedang bimbang, jiwa sedang gamang, dan perasaan tak tenang, datanglah ke pengajian maka dada kita akan terasa lapang.

Kalimat itu sempat menjadi penyapa Kiai Istiqom Idris saat mengisi tausiyah dalam Majelis Shongai Barokah, di Dusun Serkeser Desa Buddagan Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Minggu malam (01/06/2025) lalu.

Balutan pakaian serba hijau bak menambah kesejukan sembari diiringi tabuhan banjari saat melantunkan bait-bait sholawat.

Di hadapan ratusan jemaah, Kiai Istiqam membuka tausiyah dengan membaca sholawat lalu diikuti para jemaah. Ceramahnya selalu sesuai dengan kondisi dan situasi masa kini. Termasuk, saat dirinya menyitir peringatan Hari Lahir Pancasila.

“Hari ini tanggal 1 Juni, diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Kalau kita telaah bersama, lima butir Pancasila ini juga termaktub dalam ayat-ayat Alqur’an,” tukasnya.

Kiai Istiqom kemudian mengutip beberapa ayat Alquran. Salah satunya, Ayat 103 surah Ali Imran yang selaras dengan sila ketiga Pancasila.

“Wa’tashimuu biḫablillaahi jamii’aw wa laa tafarraquu”. Berpegang teguhlah kalian kepada tali allah (agama) dan janganlah bercerai berai. Ayat ini, kata Istiqom, mengajarkan umat muslim untuk memegang erat tali persatuan, sebagaimana sila ketiga (Persatuan Indonesia Raya).

Dia juga memaparkan beberapa ayat Alquran seperti surah Al Ikhlas yang selaras dengan sila pertama pancasila, dan Surah An Nahl ayat 90 yang selaras dengan sila kemanusian yang adil dan beradab.

Lalu sila keempat yang sesuai dengan ayat ke 38 Surah As-Syura, dan sila kelima yang sesuai dengan ayat ke 8 dalam Surah Al Maidah.

“Pancasila jumlahnya berapa?, lima. Rukun Islam ada berapa? lima,” ini tentu harus kita sadari. Bahwa ajaran Alquran juga turut mengilhami lahir pancasila,” tukas Kiai Istiqam.

Sebagai salah satu pendakwah, Kiai Istiqom Idris sudah sering memberikan tausiyah dari rumah ke rumah, dari masjid ke masjid. Tak hanya di Pamekasan, bahkan hingga luar kota. Jemaah yang datang dari berbagai unsur masyarakat ini pun juga menyimak dengan khidmat.

Dia juga kagum akan keberadaan Majelis Shongai Barokah yang tak hanya dihadiri kalangan tertentu, melainkan dari beragam profesi dan pekerjaan. Mulai dari aktivis, jurnalis, polisi, dosen, pengamat, praktisi dan beberapa elemen masyarakat lainnya.

“Karena semua manusia punya hak yang sama di sisi Allah. Kita punya hak yang sama untuk mencintai Rasulullah,” ujarnya.

Tentang Majelis Shongai Barokah

Majelis shongai Barokah adalah satu majelis yang belum berusia 1 tahun. Berawal dari kelompok ngopi bersama pada Juli 2024 lalu, tuan rumah majelis ini, Nur Fajri Alim kemudian berembuk dengan beberapa kawannya dan lahirlah Majelis Sholawat Shongai Barokah.

“Kita ingin sholawatan, ingin ngaji tapi dalam kondisi santai, itu sebabnya kata Shongai ini merupakan akronim dari (Sholawat Ngaji dan Santai),” tukas Fajri.

Kata dia, kata Barokah ini juga sebagai doa agar semua yang hadir bisa memperoleh kebaikan. Sebagai tuan rumah, dirinya memperbolehkan siapapun untuk hadir dan mengaji bersama.

“Untuk umum, siapapun boleh hadir asalkan berpakaian sopan,” pungkasnya. (YAKUSA.ID-HSB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *