PAMEKASAN, YAKUSA.ID – Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Pademawu menggelar coaching clinic mubaligh-mubalighah di Masjid Hikmah, Jalan Nugroho No. 6, Kelurahan Barurambat Timur (Bartim), Kecamatan Pademawu Pamekasan, Minggu (24/3/2024).
Pelatihan yang diikuti oleh pelajar minimal SMA/sederajat dan masyarakat umum itu turut dihadiri Wakil Ketua Lembaga Pembinaan Cabang dan Ranting (LPCR) PDM Pamekasan, ketua PCM Pademawu, dan takmir Masjid Hikmah.
Pemateri yang dihadirkan dalam acara coaching clinic mubaligh-mubalighah, yakni Ustaz H. Abd. Syukur.
Ustaz Syukur dalam pemaparannya menyampaikan bahwa Muballigh adalah seseorang yang menyampaikan dakwah dan pesan agama kepada masyarakat.
“Mereka memainkan peran penting dalam menyebarkan pengetahuan dan pemahaman agama,” katanya.
Ustaz Syukur juga mengutarakan bahwa di tengah situasi perkembangan zaman dan tantangan globalisasi saat ini, perlu peran seorang remaja yang mampu menjadi juru dakwah, sehingga dapat mengantisipasi perubahan yang ada. Dengan demikian, mampu memberikan dakwah dan informatif dan mendidik.
“Melalui pelatihan mubaligh-mubalighah ini diharapkan mampu melahirkan mubalig atau mubaligah yang handal dan mencerahkan. Apalagi perkembangan teknologi, semua informasi mengalir dengan mudah, maka peran mubalig dan mubaligah ini diperlukan untuk membentengi,” ungkapnya.
7 Hal Utama bagi Calon Mubaligh-Mubaligah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang mubaligh dan mubalighah menurut Ustaz Syukur, di antaranya persiapan mental, persiapan materi, keterampilan berbicara.
“Kemudian pengetahuan dasar agama, etika dan sikap, latihan praktik, serta evaluasi dan umpan balik,” katanya.
• Persiapan Mental
Dalam mempersiapkan mental, bagi seorang mubaligh dan mubalighah terdapat tiga hal, yakni pertama, ketenangan pikiran.
Di mana, menjaga ketenangan batin untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan tenang.
Kedua, keikhlasan. Membangun niat tulus dalam menyampaikan dakwah untuk kebaikan bersama.
“Terakhir yang ketiga, yakni kepercayaan diri. Membangun rasa percaya diri agar mampu menghadapi beragam situasi,” terangnya.
• Persiapan Materi
Setelah mental telah siap. Makasih hal selanjutnya yang perlu diperhatikan yakni pemilihan materi dan tata bahasa yang baik.
“Memilih materi yang relevan dan dapat
dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat. Kemudian, seorang mubaligh harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta mudah dipahami,” ujarnya.
• Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara menjadi salah satu kunci bagi seorang mubaligh dan mubalighah untuk memberikan pemahaman kepada umat.
Dalam hal ini, ada empat hal yang perlu diperhatikan, pertama, kelincahan lisannya. “Mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan lancar tanpa kebingungan,” katanya.
“Kedua, bentuk tubuh yang menarik. Mempertahankan postur tubuh yang menarik untuk mempertahankan ketertarikan pendengar. Ketiga, penggunaan nada suara. Menggunakan variasi nada suara untuk menarik perhatian pendengar,” ungkapnya.
Keempat, tarik mengalahkan nervous. Pahami materi dengan baik dan susun dengan rapi. Berlatihlah sebelum tampil. Tarik napas panjang dengan perlahan konsentrasi pada materi bukan pada audiens. Alihkan rasa takut, jangan lupa berdoa.
• Pengetahuan Dasar Agama
Hal lain yang perlu diperhatikan sebagai seorang mubaligh adalah pemahaman tentang agama.
Pertama, tauhid. Memiliki pemahaman yang kuat mengenai konsep keesaan Tuhan. Kedua, Fiqih. Memahami tata cara beragama, seperti salat, puasa, dan zakat.
“Ketiga, Quran dan Hadits. Mempelajari dan memahami isi Alquran dan Hadits untuk mendalami ajaran agama,” katanya.
• Etika dan Sikap
Mengenai etika dan sikap, mubaligh pun tidak luput dari hal tersebut. Selain memang harus memberi contoh yang baik, maka etika dan sikap menjadi poin penting bagi seorang mubaligh.
Dalam hal ini, ada tiga poin, di antaranya keikhlasan, kesabaran dan tawadhu.
“Keikhlasan. Mempunyai niat yang tulus
dalam menyampaikan pesan-pesan agama,” ujarnya.
Sementara kesabaran, menunjukkan kesabaran saat berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki berbagai latar belakang.
“Sedangkan tawadhu, menunjukkan sikap rendah hati dalam memberikan dakwah agar mudah diterima oleh masyarakat,” tutur ustaz Syukur.
• Latihan Praktik
Bagi seorang calon mubaligh dan mubalighah, hal yang tidak kalah penting yakni latihan praktik.
Pertama, simulasi, yakni melakukan simulasi penyampaian dakwah dalam
berbagai situasi. Kemudian, interaksi. Melakukan latihan berinteraksi dengan masyarakat untuk
memperkuat keterampilan
berkomunikasi.
“Terakhir, umpan balik, yakni menerima umpan balik dari mentor dan masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas,” paparnya.
• Evaluasi dan Umpan Balik
Hal terakhir yang perlu diperhatikan, lanjut ustaz Syukur, yakni evaluasi dan umpan balik.
“Evaluasi teratur, yakni melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat perkembangan dalam menyampaikan
pesan agama,” katanya.
Kemudian, refleksi diri. Merenungkan kembali setiap pengalaman dalam memberikan dakwah untuk terus
memperbaiki diri.
“Selanjutnya, penerimaan umpan balik. Menerima umpan balik dengan lapang dada untuk memperbaiki kekurangan yang ada,” pungkasnya. (YAKUSA.ID-09)