Wamenag Sebut Digitalisasi Pesantren Adalah Keharusan, Tapi Harus Jaga Kekhasan Tradisi

JAKARTA, YAKUSA.ID – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo H.R. Muhammad Syafi’i menjadi Keynote Speaker dalam webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) pada Kamis (09/01/2025).

Webinar tersebut mengusung tema “Digitalisasi Pesantren: Upaya mewujudkan ekosistem Pesantren Untuk Kemandirian dan SDM Unggul”.

Pada kesempatan itu, Wamenag mengungkapkan tantangan dan peluang yang dihadapi pesantren di era digital.

Menurutnya, digitalisasi pesantren merupakan langkah yang tak terhindarkan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

“Digitalisasi pesantren adalah keharusan, namun kita harus hati-hati agar kekhasan pesantren yang selama ini mengedepankan interaksi langsung antara kyai dan santri tidak hilang,” katanya.

Ia menyampaikan, di tengah perkembangan zaman, pesantren menghadapi disrupsi besar yang disebabkan oleh tren digital yang membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan.

Digitalisasi telah mengubah cara kita berinteraksi. Sistem pengajaran yang dulu mengandalkan tatap muka langsung kini dapat dilakukan melalui platform digital.

Romo Syafi’i juga mengungkapkan berbagai upaya strategis yang telah dilakukan oleh Kemenag untuk meningkatkan kualitas pesantren. Ia mengungkapkan bahwa Kemenag tengah mempersiapkan naskah akademik untuk membentuk Direktorat Jenderal (Dirjen) Pesantren.

“Di Kementerian Agama ada Direktoratan khusus yang membintangi pesantren yaitu Direktorat Diniah dan Pesantren yang berada di bawah Direktorat Jenderal pendidikan Islam,” ujarnya.

“Ke depan kami sedang menyiapkan naskah akademik untuk pengajuan peningkatan status Direktorat pesantren menjadi eselon satu yakni Direktorat Jenderal Pesantren,” imbuhnya.

Kemenag, lanjut Romo Syafi’i, juga akan meningkatkan program inkubasi bisnis pesantren, yang bertujuan agar pesantren lebih mandiri dan tidak terpengaruh oleh kepentingan luar.

“Salah satu ciri khas pesantren adalah kemandirian. Kami berusaha meningkatkan inkubasi bisnis di pesantren dengan modal yang lebih besar, yang sudah dimulai di beberapa provinsi,” tambahnya.

Selain itu, ia juga menyinggung program gizi gratis bagi siswa dan santri, yang tengah dipersiapkan oleh Kemenag.

“Kami berencana membangun 1.500 dapur di pesantren-pesantren untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak dan santri di sekitar pesantren,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Romo Syafi juga menyebutkan bahwa lulusan perguruan tinggi pondok pesantren atau Ma’had ‘Aly kini setara dengan lulusan pendidikan formal.

“Saat ini melalui amanat undang-undang pesantren Nomor 18 tahun 2019, lulusan pondok pesantren juga telah setara dengan lulusan dari Pendidikan formal,” kata Romo.

Program lain dari pemerintah yang kemudian fokus juga kepada pesantren itu adalah bagaimana membuat perencanaan agar pembangunan rumah rakyat jangan tidak memikirkan guru-guru di pesantren.

“Kita sudah berkomunikasi dengan Wakil Menteri Koperasi Bapak Ferry Juliantono untuk menggandeng Menteri PUPR agar juga memberikan bantuan pesantren dengan cara membangun rumah-rumah bagi para ustadz atau guru-guru yang bertugas di pesantren,” jelas Romo.

Dalam webinar tersebut, hadir sebagai narasumber adalah Pimpinan Pondok Pesantren Planet Nuvo Rembang Muhammad Nasih dan Ketua Yayasan Pesantren Raudhatul Muta’allimin Tasikmalaya U. Aziz Muslim MAG.

Penulis: Yunita Agustini (Mahasiswa program studi Komunikasi Digital angkatan kedua yang saat ini magang di yakusa.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *