JAKARTA, YAKUSA.ID – Kabar gembira bagi para generasi muda yang berkeinginan memiliki penghasilan minimal Rp10 juta per bulan.
Baru-baru ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjanjikan, generasi muda yang mau bergabung dalam program Petani Milenial akan mendapatkan penghasilan Rp10 juta per bulan.
Program Petani Milenial ini, diketahui, sebagai upaya mendorong pemberdayaan generasi muda untuk terlibat dalam mendukung swasembada pangan.
Mentan Amran menyebutkan bahwa sudah ada 3.000 orang yang telah ikut dalam program Petani Milenial. Kemudian, sudah ada 20.000 orang yang sudah mendaftar.
“Kalau mereka terlibat, itu dapat Rp 10 juta minimal per orang per bulan. Kalau jadi pegawai, Rp 2 juta, Rp 3 juta. Artinya menarik kan?,” kata Amran, dilansir detikFinance, Sabtu (9/11/2024).
Amran mengatakan bahwa dirinya ingin memaksimalkan bonus demografi, di mana ia menyebut 52 persen penduduk Indonesia akan berada di usia produktif.
Dia pun berharap, momen bonus demografi bisa dioptimalkan untuk mengelola sumber daya alam (SDA) Indonesia yang melimpah.
“Saya ulangi, ada bonus demografi 52 persen. Ada sumber daya alam melimpah, ada teknologi buatan anak bangsa,” katanya.
Lebih lanjut, Amran menjelaskan, modernisasi teknologi pertanian juga menjadi syarat. Para petani milenial tersebut diharapkan bisa memanfaatkan alat-alat berteknologi tinggi mulai dari traktor hingga drone guna menggenjot produksi pertanian.
“Kalau kita cetak sawah, bangun sawah, kemudian kita tinggalkan, kalau diolah secara manual, pakai tangan, tidak mungkin satu keluarga, empat orang, mengelola 1.000 hektare, 5.000 hektare. Sekarang kita memanfaatkan SDA yang melimpah, kemudian ada teknologi yang kita sudah kuasai,” ucapnya.
Menurutnya, dengan target mencetak 3 juta hektare sawah dalam 4 tahun dan optimalisasi lahan (oplah) 1 juta hektare di 2025, Indonesia akan mencapai swasembada pangan dan menjadi lumbung pangan dunia sebagaimana harapan pemerintah.
“Mimpi kami adalah seluruh cetak sawah di Indonesia, 3 juta hektare, itu menjadi transformasi pertanian tradisional ke modern, sejajar dengan, klaster ini, sejajar dengan Amerika, Jepang, dengan Korea, dengan negara-negara maju di dunia,” ucapnya.
“Sehingga, nanti tidak ada alasan, Indonesia tidak menjadi lumbung pangan dunia,” tandasnya. (YAKUSA.ID-10)