PAMEKASAN, YAKUSA.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab Pamekasan) siap menyukseskan swasembada garam. Hal itu sebagai dukungan pada pemerintah pusat untuk merealisasikan Perpres Nomor 126 Tahun 2022 tersebut melalui program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR).
Program ini digelar dengan cara mengintensifkan lahan garam dan mendongkrak produktivitas garam rakyat, yang muaranya untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam serta menyukseskan swasembada garam industri.
Selain PUGAR, program pendukung lainnya yang juga digalakkan di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Pamekasan adalah penerapan teknologi geomembran.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Pamekasan Abdul Fata, mengatakan, pihaknya juga akan menekan biaya operasional produksi denganmembuat akses jalan menuju tambak garam, sehingga biaya angkut garam lebih murah.
“Yang kita lakukan untuk kesejahteraan petani garam serta mendukung swasembada garam,” tukasnya.
Sebab, berdasarkan kajian dan serap informasi yang selama ini dilakukan Pemkab Pamekasan menyebutkan bahwa salah satu faktor tingginya biaya produksi karena ongkos angkutan dari tambak garam ke jalan raya.
Selain itu, Pemkab Pamekasan menyediakan lahan untuk membangun akses jalan menuju tambak garam tersebut, sedangkan Pemprov Jatim yang membangun jalan tersebut. Lahan yang disediakan untuk pembangunan jalan sepanjang dua kilometer, tersebar di beberapa kecamatan penghasil garam.
Kerja sama ini juga sebagai upaya untuk menyiasati keterbatasan anggaran di APBD Kabupaten Pamekasan.
Kata Fata, luas areal tambak garam di kabupaten ini mencapai 917,22 hektare dengan jumlah produksi mencapai 89.282 ton, tersebar di tiga kecamatan.
Kecamatan itu adalah Kecamatan Galis seluas 465,67 hektare dengan produksi garam mencapai 43.017 ton, Kecamatan Pademawu seluas 441,05 hektare dengan produksi garam mencapai 44.422 ton dan di Kecamatan Tlanakan seluas 10,5 hektare dengan jumlah produksi mencapai 1.843 ton.
Menurut Kepala DKP Pemkab Pamekasan Abdul Fata, produksi sebanyak 89 ribu ton lebih tersebut, saat petambak garam masih memproduksi garam secara manual, yakni tanpa sentuhan teknologi.
Sementara itu, pada musim produksi garam 2023, setelah mendapat sentuhan teknologi, produksi garam petani mencapai 124 ribu ton lebih dari sebelumnya hanya 89 ribu ton lebih, atau meningkat 35 ribu ton lebih.
Karena itu, pemerintah optimistis program swasembada garam akan terwujud, karena upaya sistemik yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi garam telah dilakukan di semua daerah penghasil garam, sebagaimana di Kabupaten Pamekasan.
“Sentuhan berbagai program, termasuk sentuhan teknologi, terbukti mampu mendukung peningkatan produktivitas garam,” pungkasnya. (Sib/YAKUSA.ID)