DKPP Sumenep Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor Demi Ketahanan dan Swasembada Pangan

YAKUSA.ID – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur, terus menggencarkan kolaborasi lintas sektor sebagai strategi utama dalam mewujudkan ketahanan serta swasembada pangan yang berkelanjutan.

Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, mengungkapkan bahwa pendekatan ini tidak hanya berfokus pada penyuluhan teknis semata, melainkan juga menekankan pentingnya sinergi menyeluruh, mulai dari tingkat desa hingga ke pemerintah pusat.

“Langkah kami melibatkan pendampingan intensif di lapangan dengan menggandeng berbagai elemen strategis, termasuk unsur TNI dan Polri,” kata Chainur dalam keterangannya sebagaimana diterima media ini pada Rabu, 25 Juni 2025.

Pendekatan kolaboratif ini diyakini mampu memperkuat fondasi pembangunan pertanian daerah secara holistik dan berkesinambungan.

“Kami turun bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas, bukan sekadar mengawasi, tapi betul-betul mendampingi petani dalam proses tanam,” tambahnya.

Sebanyak 149 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) saat ini aktif diterjunkan ke seluruh kecamatan di Kabupaten Sumenep.

Mereka menjadi garda terdepan dalam mendampingi para petani, mulai dari tahap awal pengolahan lahan hingga proses panen.

Setiap harinya, aktivitas para penyuluh ini wajib dilaporkan secara rinci kepada Kementerian Pertanian, disertai dokumentasi visual melalui metode open camera guna menjamin keakuratan dan transparansi data di lapangan.

Tak hanya itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep juga mengikuti rapat daring (Zoom Meeting) secara rutin setiap akhir pekan bersama jajaran Kementerian Pertanian.

Forum ini dimanfaatkan sebagai wadah untuk menyampaikan perkembangan terkini, mengidentifikasi kendala di lapangan, serta merumuskan strategi percepatan tanam secara langsung dan terbuka.

Chainur Rasyid yang akrab disapa Inung itu menegaskan bahwa keberhasilan program ketahanan pangan tidak dapat dicapai secara sektoral.

Menurutnya, diperlukan sinergi yang kuat dan kolaboratif lintas sektor agar tujuan pembangunan pertanian dapat tercapai secara menyeluruh dan berkelanjutan.

“Pendekatan ini bukan hanya soal teknis pertanian, tapi tentang menyatukan ritme kerja seluruh pihak, dari pusat hingga desa,” tegasnya.

Sebagai bagian dari pendekatan sosial, kata dia lebih lanjut, DKPP juga menginisiasi kompolan atau kumpulan rutin bersama kelompok tani.

Kegiatan ini menjadi media diskusi sekaligus motivasi agar semangat bertani tetap terjaga di tengah cuaca ekstrem dan fluktuasi ketersediaan pupuk.

Dalam menghadapi tantangan distribusi pupuk dan perubahan iklim, DKPP menjalin kemitraan dengan Pupuk Indonesia serta melibatkan instansi vertikal lainnya agar penyaluran bantuan pertanian tetap tepat sasaran dan tidak terhambat.

Ia juga memastikan bahwa petani di sejumlah wilayah teknis tetap dapat menanam meski sedang menghadapi dampak El Niño.

“Selama air masih tersedia, petani tetap jalan,” tuturnya.

Kolaborasi ini juga melibatkan perangkat desa dan kecamatan, menjadikan seluruh unsur birokrasi sebagai bagian dari gerakan pertanian terpadu.

Semua pihak bergerak serempak demi mencapai target nasional.

“Ini bukan hanya soal target luas tanam, tetapi soal menjaga keberlanjutan pangan. Ketahanan dan swasembada pangan bisa tercapai jika seluruh elemen bergandengan tangan,” kuncinya.(YAKUSA.ID/AMR)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *