Oleh: Via
Beberapa waktu terakhir, kritik kami terhadap kepemimpinan dan pengelolaan HMI Cabang Jakarta Raya ternyata memicu respons emosional dari beberapa pihak. Yang mengejutkan, kritik yang kami sampaikan justru dijawab dengan serangan individu yang bersifat psywar (Psychological Warfare) dan, lebih ironis lagi, dengan nada yang terkesan misoginis hanya karena kami perempuan. Hal ini jelas tidak mencerminkan budaya intelektual yang seharusnya dijunjung tinggi dalam HMI sebagai himpunan kader umat dan bangsa.
Kritik Adalah Bentuk Cinta
Perlu ditegaskan, kritik yang kami sampaikan bukanlah bentuk kebencian atau serangan personal. Justru sebaliknya, ini adalah wujud kecintaan kami terhadap HMI, organisasi yang telah memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman kepada kami sebagai kader. Ketika kami mengkritik, kami berharap agar organisasi ini menjadi lebih baik, lebih kuat, dan tetap relevan dengan tantangan zaman.
Kritik adalah bagian dari dinamika organisasi yang sehat. Tanpa kritik, organisasi akan terjebak dalam stagnasi. Kritik adalah refleksi, upaya untuk melihat ke dalam, menemukan kekurangan, dan mencari solusi untuk memperbaikinya. Jika kritik yang kami sampaikan ditanggapi dengan defensif atau bahkan psywar (Psychological Warfare) ini menunjukkan ketidakdewasaan dalam menerima masukan.
Misogini Tidak Beralasan
Kami merasa prihatin ketika kritik ini malah dijawab dengan komentar bernada misoginis. Apakah karena kami perempuan, kritik kami dianggap kurang bernilai? Apakah karena kami perempuan, pendapat kami tidak layak untuk dipertimbangkan? HMI sebagai organisasi yang menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan tidak seharusnya memelihara budaya diskriminasi berbasis gender.
Kami ingin mengingatkan bahwa sejarah HMI tidak lepas dari kontribusi kader perempuan yang kuat. Banyak tokoh perempuan HMI yang telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin di tingkat nasional. Merendahkan suara kader perempuan bukan hanya bertentangan dengan nilai-nilai HMI, tetapi juga merendahkan perjuangan kader perempuan dalam organisasi ini.
Ajakan untuk Berdiskusi
Jika ada perbedaan pandangan, seharusnya kita duduk bersama, berdiskusi, dan mencari solusi. Kami siap hadir dalam forum diskusi yang melibatkan semua pengurus HMI Cabang Jakarta Raya. Di forum tersebut, kita bisa membahas apakah kritik yang kami sampaikan benar adanya atau tidak. Ini adalah cara yang lebih konstruktif dan sesuai dengan budaya dialog yang diajarkan di HMI.
Tidak ada yang ingin melihat HMI terjebak dalam konflik internal yang tidak produktif. Sebaliknya, diskusi yang sehat akan memperkuat organisasi dan menciptakan pemahaman bersama. Kami berharap pengurus HMI Jakarta Raya memiliki keterbukaan untuk menerima kritik dan mengubahnya menjadi bahan evaluasi yang positif.
Kritik untuk Perbaikan
Sebagai kader, kami melihat ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan HMI Cabang Jakarta Raya. Kritik kami mencakup beberapa hal penting, seperti:
1. Evaluasi Kinerja Pengurus
Pengurus harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa mereka menjalankan tugas sesuai amanah. Jika ada pengurus yang tidak aktif atau tidak memenuhi syarat, seperti belum menyelesaikan LK II, maka perlu dilakukan penggantian demi keberlangsungan organisasi.
2. Program Kerja yang Jelas
Hingga saat ini, kami melihat belum ada program kerja yang nyata dan berdampak. Tanpa program kerja yang terarah, organisasi ini kehilangan arah dan tujuan.
3. Rapat Kerja (Raker)
Tidak adanya Raker menunjukkan kurangnya visi dalam kepemimpinan. Raker adalah momen penting untuk merancang program kerja dan strategi organisasi.
4. Regenerasi dan Perkaderan
HMI adalah tempat menempa calon pemimpin bangsa. Jika perkaderan tidak berjalan dengan baik, HMI akan kehilangan esensinya sebagai organisasi kader.
Kasihan Himpunan
Kami mengkritik karena kami peduli. Kami tidak ingin melihat HMI kehilangan reputasinya sebagai organisasi kader yang melahirkan pemimpin bangsa. Jika kondisi seperti ini dibiarkan, yang kasihan bukanlah kami, tetapi himpunan itu sendiri.
HMI adalah tempat kami belajar, berkembang, dan menempa diri. Kami ingin organisasi ini menjadi lebih baik, lebih kuat, dan tetap relevan dengan tantangan zaman. Kritik kami adalah bentuk tanggung jawab moral kami sebagai kader yang peduli terhadap masa depan organisasi ini.
Ajakan untuk Maju Bersama
Kami mengajak seluruh pengurus dan kader HMI untuk bersama-sama memperbaiki kondisi organisasi ini. Jangan sampai kritik dianggap sebagai serangan. Sebaliknya, jadikan kritik sebagai bahan evaluasi untuk menjadi lebih baik.
Kita adalah satu keluarga besar di HMI. Mari kita bersikap saling mendukung, saling mengingatkan, dan saling membangun. Jangan ada lagi psywar (Psychological Warfare) atau serangan personal. Kita semua punya tanggung jawab yang sama untuk menjaga nama baik dan keberlanjutan HMI.
Sebagai kader, mari kita kembalikan HMI ke jalur yang seharusnya: jalur intelektual, kritis, dan konstruktif. Jika kritik ini dianggap salah, buktikan melalui diskusi yang terbuka dan adil. Kami percaya, melalui dialog yang sehat, kita bisa menemukan solusi terbaik untuk kemajuan HMI Cabang Jakarta Raya.
Penutup
Kritik adalah wujud cinta, bukan kebencian. Jika kritik ini diterima dengan hati yang lapang, kami yakin HMI akan menjadi organisasi yang lebih baik. Jangan biarkan ego menghalangi kemajuan. Mari kita bersama-sama menjaga marwah dan reputasi HMI sebagai organisasi kader yang melahirkan pemimpin masa depan bangsa.
Hidup HMI, Yakin Usaha Sampai.