YAKUSA.ID – Berpuasa merupakan amalan yang diharamkan dilakukan pada hari tasyrik. Lantas, mengapa haram untuk berpuasa pada hari tasyrik? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Hari tasyrik identik dengan pelaksanaan hari raya Idul Adha. Momen ini merupakan tiga hari setelah Idul Adha, tepatnya pada 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Memasuki bulan Zulhijah, umat Islam sangat dianjurkan mengerjakan berbagai amalan. Salah satunya berpuasa pada 1-7 Zulhijah. Kemudian dilanjutkan puasa Tarwiyah pada 8 Zulhijah dan puasa Arafah pada 9 Zulhijah.
Asal-usul Hari Tasyrik
Dirangkum dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), istilah tasyrik diambil dari bahasa Arab syarraqa yang berarti matahari terbit atau menjemur sesuatu. Selain itu, tasyrik turut diartikan sebagai penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai alasan penamaan hari tasyrik. Hal ini diungkapkan Syekh Ibnu Manzur dalam Lisan Al-Arab.
Pendapat pertama menyebutkan penamaan tasyrik diambil dari waktu tersebut yang erat kaitannya dengan menjemur daging kurban. Proses menjemur dilakukan agar daging dapat diolah menjadi dendeng.
Pendapat tersebut bersandarkan pada masa Rasulullah SAW yang belum ada teknologi pendingin makanan seperti kulkas. Masyarakat kala itu memanfaatkan sinar matahari agar daging dapat disimpan dalam jangka waktu lama.
Pandangan selanjutnya mengungkapkan nama tasyrik selaras dengan pelaksanaan ritual kurban. Ibadah tersebut dilaksanakan setelah terbitnya matahari.
Mengapa Dilarang Berpuasa pada Hari Tasyrik?
Berpuasa menjadi hal yang dilarang selama hari tasyrik. Larangan itu muncul karena muslim sangat dianjurkan menikmati berbagai hidangan daging kurban pada hari ini. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasullulah SAW yang diriwayatkan dalam sebuah hadis.
Artinya: Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)
Selain itu, hari tasyrik juga merupakan hari untuk makan dan minum. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda terkait hal ini.
Artinya: Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954).
Meski begitu, tetap ada amalan-amalan lain yang bisa dikerjakan pada hari tasyrik. Umat Islam dianjurkan memperbanyak zikir, berdoa, dan menyembelih hewan kurban seperti yang termaktub dalam surah Al-Kautsar ayat 2.
Artinya: Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.
Dalam kata lain, umat Islam diperintahkan merayakan hari besar Islam ini dengan sukacita sekaligus meraih berkah melalui daging kurban. Demikianlah penjelasan mengenai haramnya berpuasa pada hari tasyrik. Semoga bemanfaat!