Hutan Kera Nepa, Wisata di Sampang yang Terabaikan

Rombongan Persatuan Jurnalis Sampang saat memberikan makan pada kawanan kera di Hutan Nepa, Selasa, (14/05/2024)

SAMPANG, YAKUSA.ID – Kabupaten Sampang merupakan satu dari empat kabupaten yang berada di Pulau Madura, Jawa Timur. Kabupaten yang identik dengan jargon Bumi Bahari ini memiliki luas mencapai 1.233,33 Km itu dibagi menjadi 14 kecamatan. Di kabupaten ini memiliki objek wisata yang cukup banyak, salah satunya Hutan Kera Nepa.

Berdasarkan hasil penelitian Ihsanuddin, mahasiswa Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo, Madura, jumlah pengunjung wanawisata Hutan Kera Nepa ini dalam satu tahun sebanyak 3091 orang dengan rata-rata 309 orang pengunjung perbulan.

Hutan Kera Nepa berlokasi di Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Hutan yang memiliki luas sekitar empat hektar tersebut dihuni setidaknya 600 ekor kera berekor panjang. Di hutan Kera Nepa ini para pengunjung dapat memberi makanan secara langsung kepada kera-kera liar di hutan tersebut.

Busiri Sang Juru Kunci

Busiri (70), Warga Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, tampak bahagia kala rombongan Persatuan Jurnalis Sampang (PJS) memintanya memandu kunjungan mereka ke Hutan Kera Nepa, Selasa siang, 14 Mei 2024.

Ia setengah tak percaya, sebab sejak 2020 lalu, sedikitnya para pelancong yang mau memberi makan ratusan kera di Hutan Nepa. Tepat di depan pintu masuk hutan, Busiri memanggil kawanan kera itu, sembari menemani para rombongan yang hendak memberi makan ratusan kera.

“Lololololololololo,” begitu suara Busiri kala memanggil ratusan kera di Hutan Nepa.

Busiri (Kaos putih) saat menemani rombongan PJS di Hutan Nepa

Seketika, ratusan kera menghampirinya yang sedang membersamai para rombongan jurnalis. Busiri langsung melempar makanan yang digenggamnya. Ia tersenyum, kera-kera itu pun berebut makanan yang dilemparnya ke tanah. Kata Busiri, kera-kera di Hutan Nepa tak akan mengganggu para pengunjung bila sudah diberi makan.

Busiri kemudian menemani para rombongan jurnalis hingga ke sebuah petilasan milik Raden Segoro. Disana, Ia kembali memanggil kawanan kera sembari memberi makan.

“Sudah lama tak ada orang mau berkunjung, kalaupun ada ya mentok-mentok setahun bisa dua sampai empat kali saja. Kalau tak ada pengunjung, kami justru kepikiran terhadap nasib kera-kera di hutan ini,” tutur Busiri.

Destinasi Wisata yang Terabaikan

Akses masuk ke Hutan Kera Nepa memang tak berbayar sejak salah satu wisata di Kabupaten Sampang ini tak lagi diakomodir pemkab setempat. Bantuan makanan terhadap ratusan kera bahkan sudah lama dihentikan. Tak jarang, kawanan kera itu justru melancong ke pemukiman penduduk sekitar hutan.

“Tujuannya satu, cari makan. Kalau sudah dikasih makan ya kembali lagi ke hutan,” ujar Busiri.

Hutan dengan luas sekitar empat hektar itu memang dihuni kawanan kera, serta terdapat petilasan Raden Segoro yang sering dikunjungi para wisatawan dari berbagai daerah. Lokasi Hutan Nepa berada tepat di pinggir pantai Desa Batioh, Kecamatan Banyuates.

Akses masuk ke Hutan Kera Nepa

Cerita Busiri, satu dekade silam, Hutan Kera Nepa masih diakuisisi oleh pemkab setempat. Beberapa fasilitas, seperti musala hingga tempat istirahat dibangun. Namun, kini wisata itu sudah lama terbengkalai. Beberapa fasilitas rusak sejak dipasrahkan ke pemerintah desa. Belum lagi, kawanan kera di hutan itu sering kelaparan hingga membuat hewan tersebut masuk ke pekarangan warga.

Tepat di paling ujung hutan, para rombongan jurnalis bertemu dengan 8 perempuan paruh baya. Rupanya mereka sedang membersihkan sampah secara suka-rela sembari berharap pemberian dari pengunjung.

“Seminggu sekali dibersihkan, kadang mereka juga dapat santunan dari pengunjung, meski tidak semua pengunjung memberikannya,” ujar Busiri.

“Pengunjung berkenan memberikan bantuan makan untuk kera saja kami sudah senang, sebab dengan begitu kera-kera itu tak akan kelaparan,” sambungnya.

Potret Kawanan Kera di Hutan Nepa

Hutan Nepa di Desa Batioh Kecamatan Banyuates ini memang sudah sejak lama jadi hunian kawanan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Kata Busiri, saat ini populasi kera di Hutan Nepa berjumlah sekitar 600 ekor.

Ratusan kera itu terbagi dalam 3 kelompok. Kelompok pertama berada di tepat di pintu masuk hutan. Kawanan kedua, berada di 20 meter setelah pintu masuk. Sedang kawanan kera terakhir berada di ujung Hutan Nepa, tepat di dekat petilasan Raden Segoro.

Kata Busiri, masing-masing kelompok itu memiliki ketua, atau kera yang paling dituakan. Meski demikian mereka tak pernah bentrok lantaran masih satu keturunan.

“Kelompok-kelompok itu hanya saat mencari makan saja, tapi kalau ada satu orang yang mengusik, mereka juga bisa bersatu untuk melawan,” ujar Busiri.

Busiri bahkan membolehkan bila kemudian ada pengunjung ingin membawa salah satu spesies kera di Hutan Nepa. Namun Ia juga memberi tahu para rombongan untuk siap dengan segala risikonya.

“Kami tak pernah melarang, tapi ya risikonya satu kawanan itu bisa ngamuk karena dianggap sebagai gangguan,” ujarnya.

Diakhir pertemuan dengan para rombongan jurnalis, Busiri menyimpan harapan agar masih ada pengunjung yang berkenan memberi bantuan makan untuk para kera di Hutan Nepa.

“Semoga masih ada wisatawan yang berkunjung, lebih-lebih kami berharap ada bantuan dari Pemkab Sampang,” pungkasnya.

Iniasi PJS Beri Makan Kawanan Kera di Hutan Nepa

Kabar tentang kawanan kera yang kelaparan di Hutan Nepa rupanya membuat gundah para masyarakat, salah satunya para jurnalis yang tergabung dalam Persatuan Jurnalis Sampang (PJS). Mereka datang ke Hutan Nepa guna memberikan makanan  pada kawanan kera.

Faris Reza Malik, Ketua Persatuan Jurnalis Sampang mengatakan, kegiatan baksos di Hutan Kera Nepa merupakan bentuk simpatinya terhadap hewan kera yang ada di Batioh tersebut. Menurutnya kera juga mahluk hidup yang harus juga kita jaga habitat dan keberlangsungan hidupnya.

Apalagi, Hutan Kera Nepa merupakan satu-satunya hutan dengan populasi kera terbanyak di Madura. Ia tak menampik, kunjungan PJS ke Hutan Nepa bisa menggugah para masyarakat hingga Pemkab setempat agar peduli pada habitat kera di Hutan Nepa. (YAKUSA.ID/DIN/SAN)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *