Transformasi Digital UMKM Kunci Keluar dari Middle Income Trap

JAKARTA, YAKUSA.ID – Rektor UICI Prof. Laode Masihu Kamaluddin mengungkapkan bahwa Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) mempunyai peran strategis dalam upaya mengeluarkan Indonesia dari middle income trap atau jebakan negara berpendapatan rendah.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya di acara Online Workshop dengan tema Strategi Go-Digital UMKM Zaman Now yang diselenggarakan oleh UICI bekerja sama dengan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) pada Selasa 28 Agustus 2024 kemarin

Menurutnya, ekonomi Indonesia bertumpu pada kekuatan UMKM, namun produktifitas UMKM di Indonesia masih rendah.

Apabila ini terus terjadi, maka Indonesia akan susah keluar dari middle income trap.

Untuk mengatasi hal tersebut, pelaku UMKM harus merubah cara berpikir dari analog ke digital.

“Transformasi cara berpikir yang diturunkan menjadi aktivitas yang kemudian melihat sesuatu dengan sistem thinking baru yang ekosistemnya menggunakan inovasi-inovasi dan kreasi-kreasi baru,” kata Prof. Laode.

UICI sebagai salah satu kampus yang mempelopori dunia digital, kata Prof. Laode, menekankan pembangunan budaya digital untuk melahirkan talenta digital.

Prof. Laode mengutarakan, yang paling sederhana adalah harus mampu membangun literasi IT dan digital, serta kompetensi digital.

“Dan ini menjadi persyaratan UMKM untuk mentransformasi dirinya menjadi pengusaha andal dengan menggunakan sistem baru yang network-nya bergerak secara digital,” paparnya.

Sementara Sekretaris Umum PP ISEI Yoga Affandi menjelaskan bahwa digitalisasi melalui e-commerce membuat peluang UMKM meningkatkan penjualan produknya.

Berbagai marketplace yang tersedia telah menjadi alternatif sarana produk.

Pasar yang tersedia secara online tersebut juga mendorong UMKM untuk berkompetisi. Adanya iklim kompetisi akan mendorong UMKM meningkatkan kualitas produknya dan akhirnya juga akan mendorong angka penjualannya.

“Pada tahun 2023 kontribusi UMKM pada PDB sebesar 61 persen. Secara spesifik pada tahun yang sama jumlah UMKM yang telah masuk ke dalam ekosistem digital sebesar 25,4 juta, dari jumlah itu sekitar 88 persen mengalami kenaikan omzet penjualan,” katanya.

Ia menyampaikan teknologi telah memberikan solusi bagi UMKM untuk terus berkembang. Di tengah keterbatasan akses untuk menambah modal usaha, UMKM terus bergerak meningkatkan produksi dan pemasaran produknya.

Dijelaskannya, ISEI terus berkontribusi mendorong UMKM di tengah perkembangan digitalisasi. Sejumlah FGD dan seminar seputar UMKM dilakukan ISEI bekerjasama dengan berbagai institusi perguruan tinggi.

“Selain itu ISEI melalui focus group pemberdayaan UMKM dan koperasi di bidang dua merilis buku berjudul ekosistem digitalisasi UMKM yang membahas berbagai aspek terkait pembentukan ekosistem digitalisasi UMKM termasuk pengembangan sumber daya manusia dan digitalisasi pembiayaan,” katanya.

Sementara itu, Kadep Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Anastuty Kusumowarhani mengatakan urgensi digitalisasi UMKM sebagai langkah penting untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan memperluas akses pasar.

Ia menjelaskan bahwa adopsi teknologi digital oleh UMKM dapat mendorong mereka untuk naik kelas dan meningkatkan daya saing dengan memperbaiki produktivitas dan efisiensi.

“Peningkatan nilai tambah UMKM yang mengadopsi teknologi digital bisa mencapai 25%, sementara produktivitas dapat meningkat sebesar 17%,” jelasnya.

Anastuty juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi e-commerce yang dapat meningkatkan basis pelanggan dan menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk pasar ekspor.

Selanjutnya Anastuty menjelaskan lima strategi akselerasi pengembangan UMKM Go Digital yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Pertama, Bank Indonesia mendorong digitalisasi untuk meningkatkan produksi UMKM, seperti melalui digital farming.

Kedua, meningkatkan akses keuangan bagi UMKM melalui platform digital seperti SIAPIK, BSAID, dan BM Pembiayaan. Ketiga, Bank Indonesia memperluas penggunaan sistem pembayaran digital yang mendukung transaksi UMKM.

Keempat, memberikan edukasi tentang keuangan digital untuk peningkatan literasi dengan pengembangan Modul Edukasi Digital Finansial Services.

Terakhir, dalam hal promosi dan penjualan, Bank Indonesia mendorong digitalisasi untuk memperluas jangkauan pasar UMKM melalui program onboarding dan Indonesia SME Hub, serta mengembangkan Business Matching Ekspor Digital.

Dalam kegiatan ini, hadir sebagai narasumber adalah Dosen Bisnis Digital UICI Nida Nurlivi dan Dosen Komunikasi Digital UICI Ilham Setyawan. (YAKUSA.ID-02/San)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *