PAMEKASAN, YAKUSA.ID – Halaman gedung Pondok Bersalin Desa (Polindes)di Dusun Pandan, Desa Panglegur, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, diduga dijadikan tempat gembala kambing.
Tampak di lokasi, seekor kambing milik salah satu warga setempat berada di area Polindes. Selain itu beberapa kotoran kambing juga berceceran.
Salah satu warga setempat berinisial M, mengaku, jika polindes tersebut sudah lama tak terpakaI hingga tak ada perawatan. Semula gedung itu sempat dijadikan tempat praktik salah satu bidan,
“Dulu sempat ditempati, tapi kemudian tidak ada lagi. Dan polindesnya juga tidak terawat. Bahkan, saat malam hari tidak ada lampu penerang,” kata M.
Menurutnya, masyarakat setempat berharap agar Polindes bisa digunakan untuk tempat operasional bagi bidan yang ditugaskan menempati bangunan itu. M mengaku jika kondisi gedung polindes itu sudah diketahui oleh kepala desa setempat.
“Tapi kata kepala desa, itu bukan wewenang desa,” terang M.
Kata M, masyarakat hanya bisa mengeluh lantaran minimnya pelayanan kesehatan. Apalagi keberadaan polindes yang justru tak berfungsi sama sekali, hingga masyarakat harus pergi ke tempat pelayanan kesehatan yang lain.
“Mau tidak mau harus ke desa sebelah,” terang M.
Terpisah, Bidan Desa Panglegur, Fina mengatakan, jika pembangunan gedung polindes itu tanpa pemberitahuan melalui berita acara. Ia sendiri sempat heran lantaran gedung polindes tersebut justru berada di tempat yang kurang strategis.
“Nah yang bikin itu siapa? kan kami punya hak juga untuk menggugat dan biasanya itu juga harus ada tanda tangannya saya. Dari Kepala Desa juga tidak ada info sama sekali, bahkan pembangunan itu saja saya tahu dari warga,” terang Fina.
Menurut Fina, semula Ia mengira jika pembangunan itu untuk poskamling atau semacam bangunan lain, dan bukan gedung polindes. Ia juga sempat meminta keterangan ke pihak puskesmas
“Puskesmas saja tidak tahu dari awal soal rencana itu. Tiba-tiba saja ada gedung,” ujarnya.
Namun, lanjut Fina, Ia mengaku pernah menempati gedung tersebut meski hanya satu tahun. Selama setahun di polindes tersebut, Fina selalu didatangi wartawan. Ia mengaku mendapatkan beberapa pertanyaan yang sering menyudutkan posisinya.
“Kok saya punya kesan lain, saya menempati polindes itu, tapi malah ada anggapan lain. Apalagi dari awal memang saya tidak tahu soal pembangunan gedung itu. Jadi saya memilih pindah,” terang Fina.
“Untuk pelayanan polindes sekarang saya tempatkan di rumah saya di perbatasan Dusun Glagga dan Dusun Pandan, Desa Panglegur,” pungkas Fina. (YAKUSA.ID/Hen/Sib)