YAKUSA.ID – Kasus minyak goreng (migor) kemasan MinyaKita disunat juga terjadi di Kabupaten Pamekasan.
Sejumlah warga pun mengeluhkan kejadian tersebut. Salah satunya Mutiah (56), warga Kecamatan Kota. Dia mengungkapkan kekesalannya usai menggunakan minyak goreng merek MinyaKita cepat berubah warna setelah digunakan untuk menggoreng.
Selain itu, Mutiah menyebut bahwa MinyaKita yang seharusnya memiliki volume 1 liter, ternyata hanya berisi sekitar 800 mililiter (ml).
Konsumen MinyaKita lainnya, Syariatun (75), warga Kelurahan Kowel, Kecamatan Kota, Pamekasan juga mengeluhkan hal yang sama terkait MinyaKita.
Dia mengaku, jika MinyaKita tidak layak digunakan oleh ibu rumah tangga lantaran kualitasnya buruk. Syariatun bahkan mengaku kapok untuk tak lagi membeli Minyakita.
Kejadian tersebut memantik perhatian Sekretaris Komisi II DPRD Pamekasan, Moh. Faridi. Pihaknya berjanji untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional yang ada di Bumi Gerbang Salam.
“Kami akan segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek langsung di lapangan,” katanya sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kamis (13/3/2025).
Tujuh Produsen Pemasok MinyaKita di Pamekasan
Berdasarkan investigasi yakusa.id, terdapat tujuh produsen yang menjadi pemasok MinyaKita di Pamekasan.
Ketujuh produsen pemasok MinyaKita di antaranya CV Oleindo Amana Sejahtera (OASE Indonesia) (Sidoarjo), PT Wilmar Nabati Indonesia (Gresik, Jawa Timur), PT Megasurya Mas (Tambak Kidul, Tambakrejo, Kec. Waru, Kabupaten Sidoarjo),
Kemudian, PT Mahesi Agri Karya (Rungkut Tengah, Kec. Gn. Anyar, Surabaya), PT Karya Indah Alam Sejahtera (Kabupaten Gresik), PT Sinar Agung Abadi (Jawa Timur), dan CV Berkah Abadi (Indonesia).
Takaran Disunat hingga Dijual di Atas HET
Ketujuh produsen pemasok MinyaKita tersebut diduga memproduksi migor kemasan MinyaKita tidak sesuai takaran. Selain itu, di lapangan ditemukan harga MinyaKita dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).
Hasil investigasi yakusa.id, takaran MinyaKita yang diproduksi salah satu dari produsen pemasok MinyaKita itu, hanya berisi 800 mililiter (ml) untuk kemasan 1 liter. Dijual dengan harga Rp17 ribu per kemasan.
Salah satu pedagang kelontong di Kecamatan Pamekasan, Fitriyani mengatakan, dirinya membeli MinyaKita takaran 1 liter dengan harga Rp17 ribu di salah satu pasar tradisional.
Dia mengaku kaget karena saat menakar minyak goreng kemasan MinyaKita itu justru tidak sampai satu liter.
“Ada yang 800 ml, juga ada yang 850 ml. Itu dari dua perusahaan yang berbeda,” terangnya, Sabtu (15/3/2025).
“Yang tertera di bungkusnya itu dari CV Oleindo Amana Sejahtera (OASE Indonesia), dan satunya dari Dan PT Karya Indah Alam Sejahtera (Kabupaten Gresik),” sambung Fitriyani.
Fitriani mengaku jika dirinya baru mengetahui hal itu dari para pelanggan di toko kelontongnya. Dia juga sempat mengajukan komplain ke salah satu pemasok MinyaKita di pasar tradisional, namun mereka mengaku mendapatkan MinyaKita dari distributor.
“Mereka juga bingung, dan juga beralasan sejak dulu takaran MinyaKita memang tak pernah sesuai dengan ukuran yang tertera di bungkus kemasan,” ujarnya.
Fitriani berharap kondisi tersebut segera ditangani oleh pemerintah. “Kalau bisa pemilik (Produsen) harus ditegur, kondisi ini jelas merugikan kami,” paparnya. (YAKUSA.ID-HS/MH)