News  

Marak Kasus MinyaKita, Komisi II DPRD Pamekasan Janji Sidak Pasar Tradisional

Sekretaris Komisi II DPRD Pamekasan Moh. Faridi. (YAKUSA.ID/Ist)

YAKUSA.ID Marak kasus minyak goreng kemasan MinyaKita, baik persoalan kualitas maupun takaran hingga harganya yang di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), Komisi II DPRD Pamekasan berjanji akan melakukan sidak ke pasar tradisional yang ada di wilayahnya.

“Kami akan segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek langsung di lapangan,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Pamekasan Moh. Faridi, Kamis (13/3/2025).

Menurutnya, langkah ini diambil setelah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menemukan minyak goreng kemasan MinyaKita yang tidak sesuai takaran.

Selain itu, sebagai langkah konkret atas adanya keluhan warga mengenai kualitas dan takaran minyak goreng kemasan MinyaKita.

“Kami mendapat informasi bahwa ada beberapa warga Pamekasan yang mengeluhkan kualitas dan takaran MinyaKita. Karenanya, kami akan tindaklanjuti,” ungkapnya.

Faridi juga meminta agar Disperindag Pamekasan menindak supplier yang nakal dan memberikan sanksi seberat-beratnya.

“Tidak boleh main-main, karena ini menyangkut keselamatan masyarakat,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Pamekasan mulai mengeluhkan dan mempertanyakan kualitas serta takaran MinyaKita yang disediakan pemerintah.

Beberapa di antara mereka mengeluhkan kualitas minyak yang cepat berubah warna usai digunakan untuk menggoreng.

Mutiah (56), warga Kecamatan Kota mengungkapkan kekesalannya usai menggunakan minyak goreng merek MinyaKita beberapa waktu lalu.

Minya goreng yang dibelinya di Pasar 17 Agustus Pamekasan itu cepat berubah warna setelah digunakan untuk menggoreng.

“Warnanya berubah menjadi agak merah. Padahal hanya digunakan satu kali goreng,” katanya kepada Yakusa.id, Kamis (13/3/2025).

Selain itu, Mutiah menyebut bahwa MinyaKita yang seharusnya memiliki volume 1 liter, ternyata hanya berisi sekitar 800 mililiter (ml).

Akibatnya, Mutiah tidak lagi menggunakan minyak subsidi tersebut dan beralih ke merek lain meskipun harganya lebih mahal.

“Sekarang saya lebih memilih Sofia. Meskipun harganya lebih mahal, tapi kualitasnya lebih bagus daripada MinyaKita,” ungkapnya.

Sementara, Syariatun (75), warga Kelurahan Kowel, Kecamatan Kota, Pamekasan juga mengeluhkan hal yang sama terkait MinyaKita.

Dia mengaku jika minyakita tak layak digunakan oleh ibu rumah tangga lantaran buruknya kualitas. Syariatun bahkan mengaku kapok untuk tak lagi membeli Minyakita.

“Terpaksa menggunakan merek lain soalnya takut bahaya ke keluarga,” ungkapnya. (YAKUSA.ID/HS/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *