JAKARTA, YAKUSA.id – DIGICATION Batch 7 memasuki hari kedua dengan suasana hangat dan penuh antusiasme dari para mahasiswa baru.
Pada sesi pertama, hadir CEO PT. Makerindo, Agus Mulyana, sebagai pembicara utama. Ia menjelaskan materi mengenai tantangan serta solusi di sektor pertanian digital.
Agus menekankan pentingnya teknologi dalam menjawab masalah pertanian saat ini dan di masa depan.
Agus memulai pembahasannya dengan mengidentifikasi empat masalah utama yang kerap dihadapi sektor pertanian. Masalah pertama yang ia soroti adalah ketidakefisienan penggunaan air dan pupuk dalam sistem irigasi.
“Kurang efisiennya penggunaan air, terutama dalam irigasi dan fertilisasi, menyebabkan dampak besar pada lingkungan. Ini berkontribusi pada peningkatan emisi karbon, sesuatu yang perlu kita perhatikan dengan serius,” ujar Agus.
Ia kemudian melanjutkan dengan membahas ketidakpastian iklim yang sering diabaikan oleh petani.
Menurutnya, pola pertanian di Indonesia masih sangat konvensional, di mana prediksi cuaca jangka panjang jarang diperhitungkan.
“Petani sering kali tidak mempersiapkan kondisi cuaca setelah satu siklus tanam, padahal hal ini sangat penting untuk menjaga produktivitas hasil panen,” tambahnya.
Masalah ketiga adalah tingginya biaya produksi, terutama yang berkaitan dengan tenaga kerja di sektor pertanian.
“Di daerah Galunggung, Jawa Barat, sulit sekali menemukan tenaga kerja pertanian, dan ini menyebabkan biaya Hari Orang Kerja (HOK) menjadi sangat tinggi, mencapai 85 ribu rupiah per hari,” jelasnya.
Agus juga menyoroti keterbatasan pasar sebagai masalah keempat yang mempengaruhi sektor pertanian. Meskipun banyak startup sudah mulai terlibat, akses ke pasar masih menjadi tantangan besar.
“Garansi ketersediaan barang berkualitas, pengiriman yang tepat waktu, serta kepercayaan dari konsumen adalah aspek-aspek yang harus diperbaiki agar sektor ini dapat tumbuh lebih baik,” tuturnya.
Sebagai solusinya, Agus mengusulkan pengembangan ekosistem pertanian presisi yang memanfaatkan teknologi untuk aplikasi presisi pupuk dan irigasi.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pengembangan platform marketplace yang dapat membantu petani menjangkau pasar dengan lebih cepat dan efektif.
Pada sesi kedua, DIGICATION diisi oleh Kepala Divisi Kemahasiswaan UICI, Megawaty, yang membahas peran Student Union di kampus.
Ia menjelaskan bahwa Student Union adalah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat, serta membangun solidaritas di antara civitas akademika.
Seperti diketahui, DIGICATION merupakan program orientasi mahasiswa baru UICI yang berlangsung dari 20 hingga 22 September 2024.
Dengan tema “Digital Farming as the Future of Agriculture,” acara ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam kepada mahasiswa baru tentang peluang inovatif di sektor pertanian digital, dengan menghadirkan narasumber dari berbagai bidang. (YAKUSA.id-02/MH)