JAKARTA, YAKUSA.ID – Dosen Bisnis Digital Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) M. Alimardi Hubeis mengungkapkan bahwa Artificial Intelligence tidak sepenuhnya akan menggantikan manusia.
Dalam bincang-bincang di radio Publica FM dengan tema “Transformasi Digital Marketing dengan Kecerdasan Buatan: Peluang dan Tantangan” pada Senin (15/07/2024), Ali mengatakan penggunaan AI sangat bergantung pada penggunanya.
“AI bekerja dengan menganalisis pola dan kebiasaan pengguna yang diproses melalui algoritma dan machine learning. Intinya, AI berpusat pada penggunanya dan tidak bisa sepenuhnya menggantikan manusia,” katanya.
Menurutnya, kompetensi pengguna dalam memberikan perintah yang tepat sangat krusial untuk memaksimalkan hasil AI dalam pemasaran digital.
Menanggapi kekhawatiran bahwa AI dapat mengancam pekerjaan manusia di masa depan, Ali mengakui bahwa AI memang diciptakan untuk menggantikan pekerjaan yang sifatnya rutin dan repetitif.
Namun, ia juga melihat peluang baru yang terbuka dengan perkembangan teknologi ini, seperti meningkatnya permintaan untuk software developer berbasis AI dan website developer.
“AI memungkinkan kita membuat website tanpa perlu coding, hanya dengan beberapa kali klik,” jelasnya.
Ali mengidentifikasi tantangan utama dalam penerapan AI dalam kampanye digital marketing, yaitu adaptasi pengguna terhadap teknologi baru dan kompetensi dalam menggunakan AI.
Selain itu, masalah etika dan transparansi juga menjadi perhatian.
“Kita harus memastikan bahwa konten yang dihasilkan oleh AI tidak mengandung plagiarisme dan memiliki sumber yang jelas,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya data yang akurat dan terbaru untuk menghasilkan output AI yang baik. Menurutnya, AI menawarkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam digital marketing.
Misalnya, AI dapat membantu menangani pertanyaan pelanggan melalui chatbot, memungkinkan penjual fokus pada aspek lain yang lebih penting seperti pengembangan produk baru.
Ali kemudian berbagi pengalaman pribadinya dengan chatbot yang mampu memberikan layanan pelanggan dengan cepat dan efisien, meskipun beberapa pengguna masih merasa bahwa bahasa chatbot terlalu mekanis.
AI dapat digunakan untuk tugas-tugas repetitif seperti membuat caption di Instagram atau video YouTube Shorts dengan subtitle otomatis.
“Ini sangat efisien dan memungkinkan kita fokus pada hal-hal yang lebih penting seperti ide konten baru dan penelitian tren,” kata Ali.
Ali juga menyebutkan bahwa layanan seperti Facebook Ads dan Google Ads menggunakan teknologi AI untuk membantu bisnis kecil mengidentifikasi kata kunci yang banyak dicari oleh pengguna. Ini sangat membantu UMKM dalam merencanakan strategi pemasaran mereka.
lebih lanjut, Ali berpesan kepada pendengar Publica FM untuk tidak takut terhadap teknologi, tetapi memanfaatkannya dengan baik.
“Jangan sampai kita dikendalikan oleh teknologi. Kita harus mengendalikannya dan terus meng-upgrade skill kita agar tidak ketinggalan zaman,” tutupnya. (YAKUSA.ID-10)